Secarik Cerita

Menganyam Harapan : Secarik Kisah Anyaman Pandan Laut Merambah Pasar Global

Dulu saya merasa iba melihat Ibu saya yang lelah membuat tikar dari anyaman pandan laut namun hanya mendapat sedikit keuntungan. Bagaimana tidak, margin dari harga yang dipatok oleh agen pengumpul hasil anyaman dengan modal dan tenaga yang Ibu keluarkan sangat kecil. Dari situ muncullah niat saya untuk mengembangkan anyaman pandan laut menjadi berbagai macam produk. Karena selama ini, produk dari anyaman pandan laut kebanyakan berupa tikar. Lalu saya meminjam modal kepada Ibu berupa selembar anyaman pandan laut dan mengolahnya menjadi produk-produk unik dan berwarna seperti dompet dan sendal.

Ibu Eva Herlia
Koordinator UMKM Sentra Anyaman Pandan Laut Desa Pantai Cermin Kanan
Ibu Eva Herlia (Dok.Pribadi)

Ternyata ambisi dan antusiasme Ibu Eva terhadap Anyaman Pandan Laut untuk mengangkat derajat hidup Ibu, nenek, dan perempuan-perempuan penganyam di desanya itu membuahkan hasil yang tidak main-main.

Pelan-pelan produk anyaman pandan laut hasil dari tangan ibu-ibu di Desa Pantai Cermin Kanan banyak disukai para pembeli. Dan ini tentunya sangat membantu perekonomian masyarakat yang selama ini sangat bergantung pada hasil laut tangkapan para nelayan.

Maka tak salah kalau anyaman pandan laut ini menjadi secercah harapan banyak keluarga di Desa Pantai Cermin Kanan untuk bisa memiliki taraf hidup yang lebih baik lagi.

WARISAN BUDAYA SARAT POTENSI EKONOMI KREATIF

Seperti Ibu Eva yang Ibu dan Neneknya merupakan penganyam, begitupun para perempuan di Desa Pantai Cermin Kanan rata-rata pandai menganyam. Bahkan seperti pengakuan Ibu Eva, perempuan-perempuan di desa Pantai Cermin Kanan itu sudah pandai menganyam sejak remaja.

Salah satunya Ibu Asmaria ini sudah berusia 66 tahun. Dan menganyam sudah dilakoninya sejak remaja. Artinya, Ibu Asmaria sudah menganyam selama kurang lebih 50 tahun alias setengah abad. Seperti kebanyakan para kaum lelaki di desa Pantai Cermin Kanan, suami Ibu Asmaria ini pun seorang nelayan.

Karenanya, kegiatan menganyam ini sudah menjadi warisan budaya yang mendarah daging di kalangan kaum perempuan Desa Pantai Cermin Kanan. Dengan kegiatan menganyam ini, perempuan bisa membantu suami dalam menambah pendapatan rumah tangga tanpa harus keluar rumah meninggalkan kewajibannya sebagai Istri dan Ibu. Dimana sang suami harus melaut semalaman meninggalkan rumah dan keluarga.

Berawal dari rasa iba terhadap kecilnya keuntungan dari menjual tikar anyaman ditambah lagi melihat potensi besar yang dimiliki desanya itulah yang membuat Ibu Eva bangkit walau hanya berbekal selembar anyaman pandan laut.

Potensi bahan baku berupa pandan laut yang banyak tumbuh di pinggiran Pantai Cermin serta para perempuan yang sudah terlatih lihai menganyam sebagai SDM semakin mengobarkan semangat Ibu Eva.

Setelah melakukan tes pasar dengan menjual produk turunan anyaman pandan laut seperti dompet, tas, sendal, tempat pensil, dan banyak lagi ke masyarakat ternyata sambutannya sangat baik. Dari situlah Ibu Eva semakin yakin produk anyaman pandan laut ini bisa merebut hati banyak pembeli.

Akhirnya pada tahun 2010, Ibu Eva mulai serius mengembangkan produk anyaman pandan laut ini dengan mendirikan Menday Gallery and Souvenir untuk memasarkan produk-produk yang terbuat dari anyaman pandan laut.

Karena semakin meningkatnya penjualan produk anyaman pandan laut, maka pada tahun 2019 Ibu Eva membentuk Kelompok Kanan Kreatif (KKK) untuk mendukung produksi dalam jumlah yang lebih besar. Dan KKK ini terbagi menjadi beberapa divisi seperti pengumpulan bahan baku, pengeringan, perebusan, penganyaman, dan menjahit. Kelompok Kanan Kreatif sendiri terdiri dari sekitar 150 mitra pengrajin perempuan.

Salah satu kendala saat awal-awal saya membangun kegiatan usaha ini adalah tanggapan dari suami dan pandangan negatif masyarakat. Bahkan saya sempat mendapat cibiran saat saya aktif memasarkan produk ke luar desa lalu saat mulai diajak ikut pameran ke luar kota dan nginap di hotel. Belum lagi para tamu laki-laki dari pemerintahan atau swasta yang datang berkunjung ke rumah saya meninjau kegiatan usaha. Waduh, sampai-sampai dicap perempuan yang gimana-gimana. Karena di kalangan masyarakat kami, seorang istri itu harus selalu di rumah mengurus rumah tangganya sambil menunggu suami pulang dari laut.
Namun, setelah banyak suami-suami dan masyarakat melihat hasilnya berupa penghasilan istri yang semakin meningkat melalui penjualan anyaman pandan laut, pelan-pelan mereka mulai mendukung.

Ibu Eva Herlia
Koordinator UMKM Sentra Anyaman Pandan Laut Desa Pantai Cermin Kanan

MENJADI PILAR PEMBANGUN EKONOMI MASYARAKAT

Saat ini UMKM menjadi salah satu generator bangkitnya perekonomian masyarakat Indonesia. Terlebih di masa pandemi Covid-19 kemaren, UMKM mampu menjadi idola dalam menyerap tenaga kerja.

Apalagi saat itu banyak perusahaan yang gulung tikar dan melakukan PHK massal. Alhasil pengangguran meningkat. Dan untungnya saat itu banyak UMKM yang malah bersinar. Walaupun banyak juga UMKM yang vakum akibat pandemi.

Tak salah kalau pemerintah menetapkan UMKM sebagai pilar penting pembangun ekonomi Indonesia. Seperti dikutip dari laman situs Kemenko Perekonomian bahwa,

Sektor UMKM memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61%, atau senilai dengan Rp9.580 triliun, bahkan kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai sebesar 97% dari total tenaga kerja. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, Indonesia memiliki 65,5 juta UMKM yang jumlahnya mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha.

Namun, mengapa ada UMKM yang bangkit tapi ada juga UMKM yang malah anjlok di masa pandemi?

Jawabannya adalah karena UMKM yang gagal tersebut tidak bisa mengikuti kebiasaan pasar saat itu.

Ya, kita tahu kalau di saat pandemi, belanja online sangat diminati karena saat itu masyarakat dilarang keluar rumah kalau bukan untuk hal yang sangat penting.

Dan UMKM yang sudah melek dunia digital untuk proses pemasaran produklah yang bisa bertahan dan bangkit.

Berkaca dari momentum itulah pemerintah pun memacu pertumbuhan UMKM dengan berbagai stimulasi agar bisa Go Export dan Go Global, salah satunya melalui pelatihan Go Digital bagi UMKM.

Begitupun yang dialami oleh Sentra Anyaman Pandan Laut Kelompok Kanan Kreatif sudah mengekspor produk-produknya ke manca negara tepatnya Singapura selama kurang lebih 3 tahun. Dan itu terjadi sebelum pandemi covid-19.

Sayangnya ketika pandemi melanda, pembeli tadi menghentikan pesanannya. Dan lagi-lagi karena saat itu Ibu Eva dan para mitra masih gaptek dengan dunia pemasaran online ditambah lagi Ibu Eva tidak menyimpan email pembeli dan Sentra Anyaman juga belum memiliki sosial media yang dapat dihubungi pembeli dari luar.

Saat ini kami bukan hanya belajar bagaimana menghitung HPP yang benar agar bisa menjaga kestabilan laba usaha, tapi kami juga belajar bagaimana melakukan pemasaran secara online melalui sosial media. Dan saat ini pembeli dari manapun bisa menghubungi kami untuk melakukan pemesanan melalui akun sosial media kami.

Ibu Eva Herlia
Koordinator UMKM Sentra Anyaman Pandan Laut Desa Pantai Cermin Kanan

Harapan Ibu Eva bisa kembali lagi melakukan ekspor produk ke manca negara. Dengan adanya ekspor ditambah permintaan dari dalam negeri, maka diharapkan pendapatan para mitra pengrajin pun bisa meningkat.

Dengan adanya peningkatan penjualan produk anayaman pandan laut ini, nantinya akan berimbas pada meningkatnya pendapatan para mitra yang rata-rata seorang ibu rumah tangga. Dan akhirnya bisa membantu meningkatkan pendapatan rumah tangga, apalagi kalau penghasilan suami sebagai nelayan sedang kurang baik.

Bahkan saat ini, perhitungan upah untuk setiap mitra pun disesuaikan dengan UMR. Benar-benar sangat membantu.

SINERGITAS PANCARKAN PESONA ANYAMAN PANDAN LAUT

Agar produk anyaman pandan laut ini bisa semakin memikat mata pembeli, pastinya harus selalu berinovasi dengan model dan bentuk yang unik. Misalnya saja, sekarang produk anyaman pandan laut ini sudah ada yang dimodifikasi dengan ulos.

Kombinasi dengan Ulos (Dok. IG Menday Gallery)

Kalau dulu produk anyaman pandan laut kebanyakan berupa tikar dan sumpit dengan warna krem, namun kini bisa ditemukan produk-produk yang disesuaikan dengan kebutuhan saat ini dengan corak dan warna yang beragam. Bukan hanya produk fashion saja, bahkan produk anyaman pandan laut ini bisa dibentuk menjadi tempat pensil, kipas, cover agenda, dan tas laptop.

Nah, proses kreativitas ini sangat membutuhkan adanya kerjasama antar masyarakat dengan massing-masing kemampuannya. Dan hasil dari sinergi masyarakat ini, UMKM Sentra Anyaman Pandan Laut dari Pantai Cermin Kanan ini sudah beberapa kali mengikuti pameran bergengsi baik di ibukota provinsi maupun di Jakarta. Dan ini menjadi ajang pertunjukan agar semakin banyak mata yang melirik produk unggul UMKM asal Sumatera Utara ini.

Kerja keras bersama ini bukan hanya pada peningkatan penjualan produk saja. Tapi lebih dari itu, UMKM ini pun bisa menjadi contoh bagi UMKM dari daerah lain untuk tetap semangat menggali potensi dari daerahnya masing-masing demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Terlebih lagi sejak Desa Pantai Cermin Kanan menjadi salah satu Kampung Berseri Astra, UMKM Anyaman Pandan Laut ini memenuhi salah satu dari 4 Pilar Program Kontribusi Sosial Berkelanjutan ASTRA yaitu Pilar Kewirausahaan.

Kolaborasi Alam Untuk Hidup Berkelanjutan

Pantai Cermin bukan hanya indah dilihat tapi juga menyimpan segudang potensi yang bisa membantu masyarakat utuk hidup lebih baik.

Tanaman Pandan Laut bukan hanya dipakai sebagai bahan dasar produk anyaman saja. Lebih dari itu, Tanaman Pandan Laut di pinggir pantai mempunyai manfaat penting, yaitu :

  1. Menahan Abrasi Pantai.
  2. Mengurangi dampak negatif pasang air laut.
  3. Sebagai mitigasi Tsunami.
  4. Mencegah kerusakan ekosistem darat.
  5. Buah dan daunnya bisa menjadi obat bebrapa penyakit seperti demam, wasir, kolesterol, dll.

Selain potensi tanaman pandan laut, Pantai Cermin pun kaya akan potensi hasil laut seperti ikan bawal, kepiting, dan udang bernilai ekspor.

Dan sama seperti keluhan para mitra pengrajin anyaman panda laut yang mengeluhkan semakin berkurangnya bagan baku yaitu tanaman pandan laut, nelayan pun mengeluhkan hal yang sama.

Menurunnya hasil laut salah satunya disebabkan oleh abrasi air laut.

Meningkatnya penjualan produk anyaman pandan laut bukan hanya mampu menciptakan lapangan kerja baru dan juga tambahan pendapatan. Tapi juga baik untuk lingkungan laut yang melindungi hasil laut untuk meningkatkan pendapatan nelayan.

Seperti yang diucapkan Ibu Asmaria,

Ya…kalau bisa janganlah anak-anak kami menjadi penganyam atau nelayan lagi. Biarlah kami disini yang berkutat menganyam agar bisa mengumpulkan uang untuk mereka sekolah.

Belum lagi ucapan Pak Zul Heri sebagai Kepling Dusun 1, Desa pantai Cermin,

Saat ini kami butuh untuk diketahui banyak orang agar semakin banyak yang berkunjung ke gudang nelayan untuk membeli hasil laut kami.

Kolaborasi antar masyarakat dengan pantai cermin bukan hanya memanfaatkan hasilnya saja tapi juga bagaimana menciptakan potensi-potensi itu tetap ada selamanya (berkelanjutan) sehingga banyak harapan-harapan baik dari masyarakat Desa Pantai Cermin Kanan yang terwujud.

Referensi :

  1. Wawancara dengan Ibu Eva Herlia.
  2. Instagram Menday Gallery and Souvenir.
  3. https://sumatra.bisnis.com/read/20240609/534/1772299/jelajah-umkm-karya-tangan-perempuan-penyulam-pandan-di-pantai-cermin
  4. https://m.antaranews.com/berita/3364284/kisah-kreativitas-kelompok-usaha-serdang-bedagai-sulap-anyaman-pandan-jadi-produk-ekspor
  5. https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/5318/dorong-umkm-naik-kelas-dan-go-export-pemerintah-siapkan-ekosistem-pembiayaan-yang-terintegrasi
  6. https://lindungihutan.com/blog/serba-serbi-pandan-laut/

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x