Dua Hal Yang Tidak Kusukai di Dosa Malaikat Keigo Higashino
Novel Dosa Malaikat Karya Keigo Higashino mungkin sudah tidak asing bagi pencinta novel thriller. Penulis yang dijuluki sebagai Agatha Christie versi Jepang ini memang selalu sukses dengan karya-karya yang menegangkan dan akhir cerita di luar prediksi pembaca.
Apik merangkai peristiwa. Kaya dengan plot twist. Itulah keahlian Keigo Higashino.
Itu juga yang membuatku tertarik membaca Dosa Malaikat. Novel Karya Keigo Higashino pertama yang akhirnya membuatku jatuh cinta untuk membaca karya-karyanya yang lain.
Keigo Higashino merupakan novelis asal Jepang yang dulunya juga orang kantoran seperti aku, sebelum akhirnya memutuskan untuk fokus menjadi Novelis.
Ah, unik sekali. Seorang insinyur yang akhirnya menjadi seorang novelis. Ternyata orang kantoran yang kaku setiap hari pun bisa sukses menjadi penulis. Aku jadi tambah semangat, hehehe.
Karena itulah, aku mau mengulik sedikit dari novel ini. Bukan tentang alurnya, bukan tentang temanya, bahkan bukan tentang akhir ceritanya.
Tapi tentang ketidaksukaanku terhadap cara berpikir, mmm…lebih tepatnya isi kepala dua tokoh di novel ini.
Namun akibat dua hal yang tidak kusukai dari mereka berdua ini membuatku ingin membaca sekali lagi novel ini. Candu rasanya.
Gak habis pikir, bisa-bisanya mereka berdua mempunyai pemikiran seperti itu.
Secarik Cerita Novel Dosa Malaikat
Sebelum sampai kepada dua hal yang tidak kusukai dari dua tokoh di novel ini, aku mau mengulas secarik cerita dari novel ini.
Novel ini berlatar belakang kehidupan rumah tangga Yoshitaka dan Ayane. Dari nama mereka berdua sudah bisa ditebak kalau mereka adalah orang Jepang.
Awalnya, kehidupan rumah tangga Yoshitaka dan Ayane adem ayem. Malah membuatku iri.
Yoshitaka, seorang pengusaha mapan dan juga tampan. Ayane, seorang pengrajin kerajinan tangan yang sudah terkenal, cantik, anggun, dan punay pembawaan yang tenang.
Namun, mengapa Ayane yang begitu tenang dan baik bisa-bisanya menyusun rencana pembunuhan suaminya dengan begitu rapi? Sampai-sampai Sang Detektif Galileo yang selalu diandalkan pun harus berputar otak menemukan siapa sebenarnya yang membunuh Yoshitaka dan bagaimana cara si pembunuh meracuni Yoshitaka melalui kopi yang diminum Yoshitaka.
Dan memang di luar dugaan. Ternyata Ayane sendirilah pembunuhnya. Bahkan tanpa rasa curiga di awalnya, polisi penyidik pun hampir jatuh cinta dengan ketenangan Ayane.
Hampir setahun sejak mereka menikah, Ayane sudah merencanakan pembunuhan itu. Bagaimana bisa Ayane yang begitu mencintai Yoshitaka dan akhirnya bisa menikah dengan sang pujaan hati malah menyusun rencana pembunuhan?
Yang pasti bukan untuk tujuan harta warisan sebagai janda pengusaha kaya.
Tapi dikarenakan sikap Yoshitaka sendirilah yang sejak awal selalu menginginkan hadirnya anak dari hubungannya dengan wanita. Apabila dia mengetahui teman wanitanya itu tidak akan bisa memberinya anak, maka Yoshitaka akan segera meninggalkannya.
Dan ternyata setelah menikah, dari diagnosa dokter diketahui kalau Ayane kemungkinan besar tidak bisa memiliki keturunan dari rahimnya sendiri.
Ayane langsung teringat perjanjianya dengan Yoshitaka sesaat sebelum menikah. Bahwa apabila dalam setahun Ayane tidak hamil, maka mereka akan bercerai dan Yoshitaka akan mencari wanita lain yang bisa memberinya anak.
Yang menyakitkan Ayane adalah, Yoshitaka sudah menjalin hubungan cinta dengan murid sekaligus asisten pribadi kesayangan Ayane. Hiromi namanya. Dan Hiromi sudah hamil. Hamil anak Yoshitaka.
Ini adalah sakit hati kedua Ayane terhadap Yoshitaka.
Sakit hati pertamanya adalah saat Ayane tahu bahwa Yoshitaka meninggalkan Junko, sahabat Ayane, hanya karena tidak bisa hamil. Dan inilah yang membuat Junko bunuh diri menggunakan Asam Arsenit.
Dan selanjutnya, Ayane menggunakan Asam Arsenit yang sama untuk membunuh suaminya melalui mesin filter air di rumah pribadi mereka.
Ya, Ayane mendapatkan Asam Arsenit dari Junko. Sebelum meninggal, Junko mengirimkan sebungkus kecil Asam Arsenit kepada Ayane. Kalau-kalau Ayane akan mengalami nasib yang sama seperti dirinya.
Aku Tidak Suka Ayane Saat…
Terlepas dari Ayane yang juga menjadi korban dari kejamnya aturan Yoshitaka, ada hal yang tidak kusukai dari Ayane.
Aku tidak suka saat Ayane menyimpan Dendam dan Amarah!
Bayangkan saja, Ayane sudah menyimpan rencana pembunuhan sejak awal menikah. Dan dia berpikir bahwa nasib suaminya itu ada di tangannya.
Semua berawal dari amarahnya yang terpendam sejak dia tahu bahwa sahabatnya, Junko bunuh diri karena ditinggalkan oleh Yoshitaka, suaminya sendiri, hanya karena tidak kunjung hamil setelah beberapa kali melakukan hubungan suami istri. Dan malahan Yoshitaka menikah dengan wanita lain yaitu Ayane, sahabat dari Junko. pacar Yoshitaka saat itu.
Menyimpan dendam sangat tidak baik untuk kesehatan mental. Sekalipun kita bisa sukses melampiaskan dendam, hal itu tetap memberikan efek negatif kepada kejiwaan kita.
Dari situs Halodoc, ada 5 bahaya menyimpan dendam dan amarah terhadap kesehatan mental :
- Bisa memicu Gangguan Kecemasan. Seperti Ayane, dia akan selalu ada di rumah untuk mengawasi suaminya jangan sampai menyentuh filter air karena sudah ada Asam Arsenit yang diselipkannya.
- Mengalami Depresi. Ayane mungkin tidak terlalu depresi karena Ayane cukup baik menangani stres, seperti rajin menyiram sendiri tanaman di rumahnya.
- Gangguan Stres Pasca Trauma. Gangguan ini berupa kecemasan berulang, overthinking, tekanan emosional yang sewaktu-waktu bisa lepas kendali, sampai tidur yang tidak tenang.
- Mengalami Panic Disorder. Tanda-tanda Panic Disorder antara lain menarik diri dari kehidupan sosial yang ramai dan perubahan rutinitas untuk tidak mengingat kejadian penyebab dendam.
- Merusak Sistem Imun. Inilah yang paling berbahaya. Akibat kecemasan, trauma, dan panic disorder akhirnya menyebabkan menurunkan Imunitas tubuh. Ya jelas saja, sering cemas, kurang tidur, dan selalu tegang akan mengganggu sistem hormon tubuh.
Aku Tidak Suka Yoshitaka Karena…
Yoshitaka punya pengalaman masa kecil yang menyebabkan dia begitu menginginkan kehadiran anak dan menjadikannya tujuan utama dalam berumahtangga. Memang indah sekali keidupan rumah tangga dengan canda tawa bersama anak-anak.
Tapi aku tidak suka saat Yoshitaka mencampakkan wanita ketika tidak bisa hamil!
Yoshitaka tidak seharusnya begitu saja mencampakkan perempuan baik karena ambisinya. Menghalalkan berbagai cara. Sangat kejam!
Di Indonesia sendiri, menurut Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (“UU Perkawinan”), alasan Tidak Bisa Memberi keturunan bukan merupakan alasan pengajuan perceraian.
Namun, selanjutnya ada 6 alasan dilanjutkannya perceraian yang salah satunya adalah :
Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukunlagi dalam rumah tangga
Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentangPelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (“PP Perkawinan”) ayat 6
Penutup
Bukan karena perempuan yang membunuh lantas dia disebut sangat kejam. Mungkin saja karena kekejaman si lelaki yang teramat sadis walaupun kekejamannya tidak selalu membunuh raga si perempuan.
Namun aku juga tidak menyetujui adanya dendam walaupun dengan alasan membela hak atau membela diri. Seperti yang dilakukan Ayane.
Aku pun pernah menyimpan dendam dan amarah. Namun karena kutahu sangat buruk pada kesehatan fisik dan mental, aku belajar melepas dendam dan amarah dengan cara iklas.
Referensi :
Ketidaksukaan menimbulkan rasa penasaran ini namanya ya kan Kak
Udah lama ga baca buku tema thriller. Tp dulu emang suka baca agatha christie sih. Huuu jadi pengen baca iii
Pada akhirnya apakah Kak Henny juga akan ikut jejak Keigo Higashino untuk pensiun dini dan ikut menjadi seorang full time blogger?
Aku tau pasti kurang lebih begitu, sebab itu salah satu impian emak2 bisa kerja dimana saja.
Bukan begitu, kak? 🙂
Aku rada nyesek bacanya. Menyesali keputusan ayane menikahi mantan suami sahabatnya yang dia sendiri udah tau sifatnya kayak gitu. Mungkin sebenernya dari awal nikah bukan karena cinta tapi karena ingin balas dendam. Sayang banget jadinya dia hanya menghancurkan hidupnya sendiri.
ketika pembaca menimbulkan kesan tersendiri pada karakter sebuah cerita, itu maknanya novel ini berhasil mendapat pengakuan istimewa dari pembacanya. sampai sampai pembaca punya pandangan sendiri harusnya a b c dan d
Cerita dalam novel ini sangat menarik, jadi pengen baca karya2 Keigo Higashino lainnya
Dulu waktu masih kecil suka banget baca buku atau koran atau komik, apa pun itu tapi sekarang sejak ada digital jadi malas baca yang bentuk cetakan gitu.
Seru kali ya kalau baca novel
asik ya. kalau hobi baca novel gitu… kalau awak termasuk jarang baca novel.. lebih baca” info di internet.. hehheh
Serasa review buku dan belajar hukum plus psikologi ya kak, cakeeep 😁
Uwah, keren tulisanmu, Kak. Rapi dan susunannya gak buat mataku capek 🤭 Aku juga suka baca dan nulis novel. Tapi tema romance. Kalau film, aku juga lumayan suka yang thriller gini. Apalagi yang banyak teka-tekinya. 😁
Waaah salah satu buku fav akuh ini. Dosa Malaikat Keigo Higashino emang bagus banget dan karya-karyanya Keigo selalu bikin candu.! Plot twist-nya yang ga terduga dan karakter-karakternya yang kompleks emang jadi daya tariknya. Yang paling berkesan buatku adalah bagaimana Keigo Higashino bisa ngebikin karakter Ayane dan Yoshitaka begitu realistis, meskipun tindakan mereka enggak bisa disetujui. Meskipun Ayane punya alasan pahitnya, tapi cerita ini juga jadi pengingat buat kita semua, bahwa menyimpan dendam dan amarah bukan solusi. Lebih baik belajar melepaskan perasaan negatif dengan cara yang positif, kayaknya ini menjadi pesan moral yang bisa diambil dari cerita ini. Semoga Keigo Higashino terus nulis karya-karya seru yang bikin pembacanya terpukau dan bisa memberikan pelajaran berharga! 😊📚