Lingkungan

Merdeka dari Penjajahan Polusi Udara Hanya dengan Jaga Hutan Bersama

Bambu Runcing, Sang Pembunuh dalam Keheningan

Kami lebih baik mati ditembak daripada harus mati terkena bambu runcing.

Itulah ungkapan para penjajah akan ketakutan mereka terhadap bambu runcing, sang pembunuh dalam keheningan.

Padahal, para pahlawan memanfaatkan bambu karena Indonesia krisis alat perang. Namun, dengan keyakinan dan doa dalam kebersamaan, bambu itu menjadi alat perang yang ditakuti penjajah.

Sumber : National Geographic Indonesia

Lalu mengapa bambu runcing begitu menakutkan para penjajah sampai menyebutnya pembunuh dalam keheningan? 

Karena bambu runcing menyasar korbannya tanpa suara. Mirip dengan anak panah yang melesat nyaris tanpa suara. Dan bambu yang menancap pada tubuh manusia akan mengakibatkan infeksi bagian dalam lalu lama kelamaan membuat korbannya meninggal. Berbeda dengan luka tembak yang lebih mudah diobati.

Memang, perjuangan dan pengorbanan yang disertai doa dan kebersamaan selalu mengguncang kemustahilan. Dan akhirnya, para pahlawan Indonesia berhasil merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Polusi Udara, Sang Pembunuh dalam Keheningan Jaman Now

Seperti Bambu Runcing yang dianggap sebagai pembunuh dalam keheningan oleh para penjajah, begitupun polusi udara saat ini. 

Lihat saja, akhir-akhir ini viral kualitas udara Jakarta yang sangat kotor. Dunia maya ramai dengan kisah-kisah masyarakat yang mengalami penyakit ISPA, alergi, dan beberapa penyakit bawaan yang kambuh disebabkan oleh kotornya udara Jakarta. 

Belum lagi tangkapan kamera baik dari jendela rumah maupun dari atas pesawat yang menunjukkan pekatnya udara Jakarta. Sampai-sampai langit Jakarta seperti tertutup oleh kabut abu-abu.

Mulai dari kalangan artis, pejabat , dan masyarakat umum pun mengeluhkan derita penyakit yang muncul akibat polusi udara Jakarta.

Bahkan, Presiden Jokowi dikabarkan mengalami batuk sekitar 2 minggu akibat buruknya kualitas udara Jakarta. Lagi-lagi Pemerintah mengeluarkan himbauan penggunaan masker saat berkegiatan di luar ruangan. Sudah seperti masa-masa covid-19 dulu.

Dan dari situs resmi IQAir, Jakarta menempati posisi ke-5 di dunia untuk kota-kota dengan Polusi Udara Paling Tinggi. Seram dan menyedihkan. (Sumber Slide Galeri : IQAir.com)

Dok.Pribadi (Canva)

Lalu, bagaimana nasib anak-anak kita kedepannya kalau menghirup udara saja pun mereka sudah tak bebas? Belum lagi para lansia yang ingin menikmati sisa usia dengan kebebasan beraktivitas akan terhalang.

Sebenarnya apa saja sih akibat dari meningkatnya polusi udara sampai dikatakan sebagai pembunuh tanpa dar der dor? Berikut beberapa dampak buruk polusi udara yang paling banyak dialami manusia (Baca : Infografis)

Tidak banyak yang menyadari kalau penumpukan zat-zat polusi udara dalam tubuh bisa menyebabkan dampak jangka pendek dan jangka panjang. Untuk dampak jangka pendek seperti batuk. Dan untuk dampak jangka panjang adalah munculnya penyakit-penyakit yang lebih parah seperti kanker dan juga bisa berujung pada kematian. 

Salah satu contoh nyata adalah penyanyi Raisa yang bercerita kalau sudah lama penyakit asmanya itu gak kambuh. Namun akhir-akhir ini dia mulai sering menggunakan inhaler karena asmanya mulai kambuh dan diduga kambuhnya itu akibat kualitas udara Jakarta yang memburuk. Begitupun putri semata wayang Raisa yang juga mengalami batuk selama berminggu-minggu.

Di tengah maraknya isu polusi udara ini, berbagai tudingan pun muncul tentang apa dan siapa saja yang menyebabkan polusi udara semakin meningkat. Ada yang mengatakan akibat penambangan batubara, alat transportasi, kebakaran pabrik, sampai kebakaran hutan.

Dok.Pribadi (Canva)

Kebanyakan kegiatan diatas yang menjadi penyebab polusi udara adalah kegiatan yang berhubungan dengan perekonomian dan juga aktivitas hidup manusia. 

Untuk menghentikan kegiatan-kegiatan di atas secara langsung dengan tujuan untuk mengurangi polusi udara memang agak sulit. Takutnya tindakan tiba-tiba itu bisa menyebabkan goyangnya perekonomian dan keuangan negara maupun masyarakat.

Namun, bukan berarti kita hanya bisa pasrah dengan keadaan ini dan membiarkan generasi muda sesaat saja hidup di bumi ini. Atau orang tua kita cepat meninggalkan dunia ini karena pernapasannya terganggu oleh polusi udara.

Karenanya, harus ada tindakan. Harus ada penawar polusi udara. Harus ada yang mampu meredam polusi udara ini.

Dan satu-satunya yang bisa memakan Polusi Udara ini adalah Hutan.

Fenomena Hutan Indonesia Sarat Manfaat dan Keindahan

Hutan Indonesia telah menjadi rumah bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan sekaligus menjadi sumber penyedia air tanah dan udara bersih. Pepohonan di hutan menjadi pabrik penggubah zat karbon bersama air dan matahari yang menghasilkan udara bersih (oksigen) dan karbohidrat.

Pada Desember 2021, KEMENLHK menyatakan bahwa total Luas Hutan Indonesia adalah 125.797.052 Ha atau setara dengan 62.97 % dari kawasan daratan Indonesia. Dengan hutan seluas itu, Indonesia menjadi salah satu kawasan paru-paru dunia.

Sebagian besar hutan di Indonesia adalah jenis Hutan Hujan Tropis. Dan di Indonesia, kawasan Hutan Hujan Tropis ini banyak dijumpai di Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan juga Papua. 

Hutan Hujan Tropis ini memiliki karakteristik sebagai berikut : 

  1. Memiliki pohon-pohon yang sangat tinggi.
  2. Iklimnya hangat.
  3. Curah Hujan tinggi.
  4. Musim kering singkat.
  5. Selalu basah dan lembab.

Dengan karakteristik di atas, menjadikan hutan hujan tropis Indonesia kaya akan spesies flora dan fauna. Sampai-sampai hutan hujan tropis Indonesia disebut sebagai Farmasi terbesar dunia karena hampir ¼ obat-obatan modern saat ini berasal dari tumbuhan-tumbuhan yang ada di Hutan Hujan Tropis Indonesia. Wow…keren.

Fenomena Hutan Hujan Tropis Indonesia tidak hanya sampai disitu saja. Keanekaragaman tumbuhan di hutan Indonesia yang dibarengi iklim tropis Indonesia pun menjadikan hutannya sebagai penghasil sekitar 25-30 persen oksigen dari total perputaran oksigen dunia.

Iklim tropis Indonesia juga menambah keuntungan karena cahaya matahari bisa didapat dalam jangka waktu yang panjang untuk membantu proses fotosintesis dari tumbuh-tumbuhan di hutan. Kita tahu, proses fotosintesis mengubah karbondioksida dan air menjadi udara dan karbohidrat.

Dari persamaan reaksi diatas, hutan hujan tropis Indonesia menjadi fenomena yang mempunyai peran penting dalam menyediakan udara baik untuk makhluk hidup di bumi. Tidak heran, hutan hujan tropis Indonesia menjadi salah satu kawasan paru-paru dunia dan no-3 terbesar di dunia setelah Brazil dan Kongo.

Manfaat Hutan Indonesia yang dihasilkan oleh kekayaan yang terkandung didalamnya juga dibarengi dengan keindahannya yang bahkan bisa dijadikan sebagai objek wisata penggerak ekonomi.

Beberapa Hutan yang menjadi objek wisata seperti :

  1. Hutan Pinus Mangunan di Yogyakarta.
  2. Hutan Pinus Kragilan di Magelang.
  3. Hutan Pinus Limpakuwus di Banyumas.
  4. Hutan Pinus Semeru di Malang.
  5. Hutan Pinus Kalilo di Purworejo.
  6. Hutan Mangrove Pantai Indah Kapuk Jakarta.
  7. Hutan The Lodge Maribaya di Lembang.
  8. Hutan Mangrove Tarakan di Kalimantan Utara.
  9. Hutan Mangrove Kulonprogo di Yogyakarta.
  10. Hutan Bambu di Surabaya

Berwisata ke hutan-hutan di atas bukan hanya menenangkan pikiran, tapi juga menyegarkan mata dengan warna hijau daunnya, menyegarkan tubuh dengan kesejukannya, dan pastinya menyehatkan paru-paru karena mendapat asupan oksigen yang lebih bersih dari hutan wisata.

Kedatangan wisatawan lokal maupun luar negeri ke hutan wisata juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar hutan. UMKM setempat bisa menjual souvenir dan juga makanan khas sekaligus tempat bersantai kepada para wisatawan setelah lelah berkeliling hutan.

Dok : Pribadi (Canva)

Kebakaran Hutan Yang Sakiti Bumi dan Manusia

Sayangnya, dengan segala manfaat dan fenomena yang dimiliki Hutan Indonesia, saat ini Hutan Indonesia semakin menderita akibat kebakaran. Dan imbasnya pun membuat penduduk Indonesia juga dunia ikut menderita.

Selain isu polusi udara, berita tentang kebakaran hutan juga sedang marak akhir-akhir ini di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. 

Sampai tulisan ini dibuat, di bulan Agustus 2023 saja ada 3 headline news seputar kebakaran hutan di luar Indonesia yaitu Kebakaran Hutan di Kanada, Hawaii, dan terakhir di Yunani. Dan di Indonesia sendiri, kebakaran hutan yang menjadi headline newsdi Agustus 2023 ini yaitu Kebakaran Hutan Gunung Cermai di Jawa Barat dan Kebakaran Hutan Jati di Situbondo Jawa Timur.

Hutan yang diharapkan menjadi pemakan polusi udara malah terancam punah akibat kebakaran. Bagaimana jadinya harapan hidup berkelanjutan kalau hutan yang menjadi paru-paru dunia pun ikut memunah?

Fakta Kebakaran Hutan & Lahan

Untuk mengetahui faktanya, mari kita lihat data-data berikut. Dari beberapa data, kebakaran hutan dan lahan di Indonesia kebanyakan disebabkan oleh tindakan yang sengaja dilakukan dengan tujuan pembukaan lahan perkebunan. Ditambah lagi faktor cuaca dan arah angin yang semakin mengobarkan bara api. Data kebakaran hutan dan lahan yang diliput oleh Greenpeace sebagai berikut :

Dok : Pribadi (Canva)

Dampak Kebakaran Hutan & Lahan terhadap Alam dan Lingkungan

Hutan dengan segudang manfaat untuk kebaikan kehidupan mahluk hidup, itulah yang menjadikan hutan sebagai aset negara yang tak ternilai. Keberadaannya membuat harapan hidup berkelanjutan bisa terwujud. Namun, kebakaran hutan dan lahan seperti mengikis harapan itu.

Bahkan berkurangnya hutan telah mengakibatkan dampak yang buruk terhadap alam dan lingkungan. Kalau hal ini terus terjadi tanpa ada tindakan perbaikan dan pembaharuan hutan, hidup berkelanjutan bisa-bisa hanya jadi mimpi.

Dok : Pribadi (Canva)

Solusi Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan

Saat ini, satu-satunya upaya terbaik sebagai solusi mengatasi kebakaran hutan dan lahan adalah Perbaikan dan Penegakan Hukum kepada para pelaku pembakaran.

Tanpa adanya penegakan hukum yang benar dan adil, semua solusi teknis hanya akan melelahkan saja dan malah menjadi sebuah pemborosan waktu juga biaya.

Dok : Pribadi (Canva)

Apapun solusi yang dimiliki, semua pihak harus turun bersama. Baik pemerintah maupun masyarakat. Harus sama-sama mengawasi dan selalu mencari ide menjaga hutan jangan habis terbakar.

Upaya Reboisasi dengan Tanaman Pohon Bambu : Demi Jaga Hutan

Reboisasi adalah salah satu upaya mengembalikan bagian hutan yang sudah musnah. Kegiatan Reboisasi berupa penanaman hutan kembali dengan tujuan mengembalikan manfaat hutan yang ikut musnah akibat kebakaran atau bencana alam.

Penanaman Pohon Bambu bisa menjadi salah satu alternatif kegiatan reboisasi. Pohon Bambu sendiri juga mempunyai banyak manfaat.

Bambu yang dulu digunakan oleh para pahlawan untuk berperang melawan penjajah, ternyata punya segudang manfaat baik untuk lingkungan dan hidup berkelanjutan.

Bambu yang dulunya dianggap sebagai pembunuh dalam keheningan namun sekarang bermanfaat membunuh Polusi Udara, si pembunuh dalam keheningan jaman now.

Bahkan, sejak tahun 2016 Pemerintah sudah memulai gerakan menanam 100 juta pohon bambu untuk menyelamatkan lingkungan dan memulihkan sungai. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meresmikan gerakan ini awalnya merasa resah dengan air sungai yang selalu keruh. Karena itu muncullah inisiatif menanam bambu sebagai upaya reboisasi.

Selain pemerintah, ada juga piha swasta yang melakukan gerakan penanaman pohon bambu melalui Gerakan 1000 Desa Bambu. Gerakan yang diprakarsai oleh Yayasan Bambu Lestari ini tersebar di daerah-daerah mulai dari Sumatera sampai Papua.

Berikut manfaat bambu yang dikutip dari website Yayasan Bambu Lestari.

Upaya Reboisasi melalui Gerakan Desa Bambu dan Penanaman Pohon Bambu menjadi salah satu solusi terbaik untuk bisa Merdeka dari Polusi Udara.
Bukan hanya mengembalikan hutan yang sudah hilang akibat kebakaran, tapi menjadi Upaya Mitigasi Perubahan Iklim untuk mewujudkan Keberlanjutan Hidup di Bumi.

Merindu Hutan Indonesia

Aku menutup mata dan membiarkan semua panca inderaku mengecap aroma dan suara pepohonan saat jogging di hutan kecil tak jauh dari rumahku. Ada pohon besar dan rerumputan juga. Wangi daun ditambah angin yang berhembus dari goyangan daun menambah kenikmatan olahraga pagiku.

Seandainya saja para pelaku pembakaran hutan itu juga bisa lebih dalam merasakan kenikmatan yang sudah kita terima dari hutan. Bukan hanya keindahan dan udara bersih. Tapi, hutan pun mampu menemani kita menikmati usia panjang. Itulah keberlanjutan hidup yang diharapkan.

Rindu rasanya kembali mundur ke bebrapa tahun silam saat Hutan Indonesia masih begitu megahnya.

Namun, rindu saja tak cukup untuk menjaga hutan dari kepunahan. Seperti para pahlawan yang kompak melawan penjajah walau hanya menggunakan bambu runcing, kita pun harus sepakat mengikrarkan tekad untuk #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku dalam menjaga Hutan Indonesia dari kepunahan.

Kamu mau batuk-batuk dan sesak napas karena polusi udara?

Kamu mau selamanya harus pakai masker bikin kecantikan dan ketampananmu gak terlihat?

Kamu mau ngabisin duit untuk perawatan kulit karena polusi udara?

Aku sih gak mau. Dan kalau kamu juga gak mau ngalamin hal-hal di atas, Yuk #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan!

Sumber Referensi Artikel :

  1. https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/10/150000379/sejarah-bambu-runcing-senjata-perjuangan-kemerdekaan-indonesia?page=all
  2. https://www.iqair.com/id/indonesia/jakarta
  3. https://www.nrdc.org/stories/air-pollution-everything-you-need-know#effects
  4. http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6330/capaian-tora-dan-perhutanan-sosial-di-tahun-2021
  5. https://imunitas.or.id/3697/apa-itu-hutan-hujan-tropis/
  6. https://lindungihutan.com/blog/fotosintesis/
  7. https://www.wwf.id/program/hutan
  8. https://www.greenpeace.org/static/planet4-indonesia-stateless/2020/10/888d60e2-lima-tahun-karhutla-261020.pdf
  9. https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/3399/gerakan-penanaman-100-juta-pohon-bambu-untuk-pulihkan-sungai-dan-selamatkan-lingkungan
  10. https://www.bambuvillage.org/id/

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

20 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Dayu Anggoro

Hutan memang bisa jadi kunci mengurangi polusi udara, tapi kadang yg bikin miris itu peraturan pemerintah entah pusat atau daerah yang gak ketat. Tahun 2007 hutan di kampung saya di daerah Kab. Musi Rawas Prov. Sumatera Selatan masih lebat, eh pas terakhir pulang tahun 2016 hutannya ilang, dah beralih fungsi jadi lahan sawit.

Niken

Hutan penting banget untuk kita, hal ini kerasa banget saat tinggal di Jabodetabek yang udah minim hutan. Rasanya pengen menikmati udara segar aja harus melipir dulu, makan waktu dan biaya. Waktu masih kecil, tinggal di desa deket hutan tuh rasanya seger banget, nikmatin udara segar dengan gratis dan terasa lebih sehat. Pindah ke Cikarang langsung sering batuk pilek karena udaranya nggak sebersih di desa nenek saya. Semoga kita bisa menjaga hutan untuk anak cucu kita nanti.

Gita Sarrah

Ngomongin kebakaran hutan jujur saya merasa sedih banget, Tak dimungkiri hal tersebut bisa terjadi karena ulah manusia. Entah karena keegoisan dan keserakahan atau karena keteledoran seperti halnya persitiwa kebakaran di kawan Bromo beberapa waktu lalu. Sampai puluhan hektar lho. oemji. Semoga masyarakat dan pihak terkait lebih gencar lagi mensosialisasikan soal pentingnya hutan bagi kehidupan manusia.

Wah, artikelnya daging banget mbak! Salut sama semangat riset dan menulisnya. Miris banget hutan kita no. 3 di dunia setelah Kongo, yang notabene negeri yang lebih kecil dari Indonesia.

Yuk #BersamaBergerakBerdaya selamatkan hutan nusantara.

maya rumi

jadi pe-er untuk banyak orang yah kak menjaga hutan tetap lestari hingga nanti dinikmati oleh anak ataupun cucu kita, semoga semakin banyak kegiatan dari pemerintah untuk masyarakat agar terus peduli menjaga hutan

Dede Abdurahman

We abuse land because we regard it as a commodity belonging to us. When we see land as a community to which we belong, we may begin to use it with love and respect.

Antin

Bener banget kak, polusi udara tuh sama aja kaya membunuh kita dengan diam-diam. Ngeri kalau lihat perkembangan polusi udara di Jakarta akhir-akhir ini. Harapannya akan semakin banyak hutan kota atau taman yang banyak pohonnya agar bisa menyerap polusi

Kalau kayak gini tuh suka ngebayangin anak dan keturunannya kelak. Setidaknya ketika saya kecil hingga remaja, masih bisa merasakan nikmatnya udara bersih. Gak tega melihat anak-anak sekarang yang mungkin sejak lahir udah terpapar udara berpolusi.

Makanya, ketika peduli dengan hutan, saya anggap sebagai bentuk kasih sayang kepada anak dan keturunannya kelak. Mereka yang akan merasakan manfaatnya kalau hutan kembali sehat.

lendyagassi

Meskipun kondisi hutan indonesia kini sudah memprihatinkan, tapi kita bisa kok…bersama memperbaikinya dengan langkah kecil yang kita lakukan.
Sebagai permulaan, bisa bareng-bareng nih.. pilah sampah, reboisasi sampai menuliskan pengalaman seru tentang berada di hutan Indonesia.

Pastinya kita jadi sayang banget sama hutan.

Annisa Khairiyyah

Teringat bagaimana kesehatan para lansia dan anak anak jika udara yang dihirup pun tikda terjamin kebersihannya. Semoga masyarakat terus sadar dan bertindak lebih wise untuk menjaga bumi, hutan dan lingkungan

Atisatya Arifin

Sedih banget lihat kebakaran hutan, padahal manfaatnya banyak banget ya untuk kehidupan. Gemes sama orang-orang yang nggak mikir jauh ke masa depan kalau misalnya hutan ini hilang. Dulu pun di Depok banyak hutan mbak pas tahun 90an, tiap pagi tuh dingin banget dan ada kabut. Sekarang duuh polusinya, yang dulu hutan sudah berubah jadi perumahan semua. Udara juga makin panas.

Jejak Panorama

Polusi udara emang masih menjadi problematika utamanya di kota-kota besar, masih jadi pr bersama untuk merdeka dr polusi udara agar kita benar-benar merdeka dr polusi udara.

Karunia

Benar, ya, Kak. Kita hanya perlu bangkit bersama. Karena sejak dahulu pun kita sudah dihujani contoh sebuah kebersamaan mampu menghancurkan benteng pertahanan musuh.

Eko Surya

Sebagai masyarakat, penting bagi kita untuk bersama-sama mendukung peraturan yang lebih ketat dan berkelanjutan dalam menjaga hutan dan lingkungan alam agar kita dapat mengatasi masalah polusi udara dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada ekosistem kita.

Ririn Wandes

Udah makin berbahaya aja memang polusi udara nih. Tentu kita yang menghirup bersama harus bisa saling sama-sama menjaga ya,kak. Kebakaran hutan pun makin merajalela yang harus ditindaklanjuti pula.

Jabbar

Hi kak, artikelnya keren banget! Banyak nih yang saya pelajari dari tulisan ini. Makasih ya udah berbagi info berguna. Keep up the good work!

Nafilah Cha

Dalam banget risetnya ini artikel. Polusi memang bisa jadi silent killer. Sekarang gak kena ujan dan gak minum es aja bisa tiba² batuk. Jadi aware untuk ikut jaga bumi dari hal² kecil yang kita bisa lakuin. Nice info kak.

Nina Nola Boang Manalu

Banyak baca tentang artikel polusi udara ataupun bencana alam yang disebabkan oleh manusia. Kadang² tergugah juga hati ini untuk melakukan perbaikan. Namun, balik lagi, kalau cuma seorang saja, bagaimana bisa? Kita memang harus bersatu dan bergerak bersama melakukan perubahan, ya, Kak.

Tri Ayu

Iya, selama Ayu di Jakarta ini Ayu sempat menemukan orang sering batuk batuk karena polisnya jakarta yang sangat tidak baik kak. Terus kemarin Ayu coba main ke Bogor naik KRL, di stasiun Manggarai kelihatan banget kabur asap yang menyelimuti kota Jakarta, sampai sampai saat ini banyak orang sudah kembali menggunakan masker saat keluar rumah.

Setelah Ayu sampai Bogor dan naik sedikit sampai di kaki gunung salak ayu baru lihat kabur embun, sebentar kalau di pikir kualitas udara yang harus di perbaiki di Jakarta sekitarnya saja.

Gimana menurut kakak ?

Bayu Arif

Membaca ini jadi ingat bahwa memang fakus anak muda sekarang yang saya lihat itu ada dua yaa, keamanan global dan masalah iklim/lingkungan. Dan saya tau sekarang sudah ada yang namanya pajak karbon kaya misal di aplikasi gojek sudah ada cara menghitung jejak karbon yang kita gunakan sehari-hari itu di konferensi menjadi rupiah dan uangnya itu untuk membiayai penghijauan di seluruh wilayah Indonesia. Jadi dengan begitu kita bertanggung jawab terhadap keberlangsungan hidup generasi selanjutnya. Keren ini sih kak Uda angkat tema ini

20
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x