Hutan Kita Sultan
Lingkungan

Dari Citayam Fashion Week Menuju Hutan Indonesia Berkelanjutan

Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) beberapa waktu lalu sempat mengundang kontroversi dari berbagai pihak. Banyak yang pro, banyak juga yang kontra. Bahkan beberapa Menteri, Kepala Daerah, dan Artis turut serta mendukung kegiatan ini. Namun, banyak juga pihak yang mendesak agar CFW dihentikan karena beberapa alasan.

Walaupun pada akhirnya kegiatan komunitas anak muda ini dihentikan, setidaknya ada nilai-nilai positif yang bisa kita ambil sebagai motivasi khususnya untuk anak muda Indonesia.

Ya, selain kreatifitas, komunitas yang menggaungkan nama Jeje, Bonge, dan Roy ini juga meninggalkan sebuah trend yang bisa mendukung keberlanjutan Hutan Indonesia yaitu…

Sustainable Fashion.

Sebelum kita kupas bagaimana gaya berbusana para muda-mudi CFW ini bisa memotivasi anak muda untuk turut mendukung keberlanjutan Hutan Indonesia, ada baiknya kita berkenalan lebih dalam dengan Hutan Indonesia yang katanya adalah Hutan Sultan loh…

Hutan Kita Sultan

Kita sudah sering mendengar istilah Sultan yang umumnya dari kalangan artis atau pengusaha kaya yang hidupnya bergelimang kemewahan. Pastinya gaya hidup mereka selalu bikin silau mata kan.

Ternyata, bukan hanya mereka yang sultan. Tau gak kalau #HutanKitaSultan juga loh. Itu artinya, hutan kita bukan hanya kaya dengan sumber keanekaragaman hayati tapi juga indah. Tapi tidak menyilaukan mata malah menyejukkan mata dan jiwa.

Berikut 3 fakta yang harusnya menyadarkan kita bahwa #IndonesiaBikinBangga karena memiliki Hutan Sultan yang menjadi aset dunia.

Fakta Hutan Kita Sultan

1. No.2 terluas di dunia.

Hutan Indonesia adalah salah satu yang terluas di dunia dengan luas 125.797.052 Ha(berdasarkan data dari situs resmi KemenLHK )

2. Kaya Sumber Keanekaragaman Hayati.

Hutan Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayati yang sangat baik menjaga keseimbangan ekosistem

3. Paru-paru Dunia.

Hutan Indonesia menjadi salah satu paru-paru dunia. Dari data tahun 2016 di situs resmi KemenLHK, Hutan Indonesia no.2 sebagai paru-paru dunia loh.

Hutan Indonesia
Hutan Indonesia (Pexels.com)

Apa Kabar Hutan Kita Saat ini?

Sayangnya, akibat gaya hidup manusia dan derasnya arus industri yang mendukung berbagai kebutuhan hidup manusia, nasib hutan kini malah semakin terancam punah.

Luas hutan semakin berkurang akibat penebangan liar yang semakin merajalela. Ironisnya para penebang hutan yang tidak bertanggungjawab itu seolah merasa tak bersalah. Padahal akibat semakin berkurangnya luas hutan Indonesia, menimbulkan begitu banyak bencana yang malah mengancam keberlanjutan hidup manusia di bumi.

Dari situs Lindungi Hutan, berikut ancaman terhadap hutan yang semakin hari malah semakin meningkat :

  1. Penebangan Liar (Ilegal Logging)
  2. Kebakaran Hutan yang disengaja untuk membbuka lahan perkebunan.
  3. Perambahan hutan untuk kebutuhan bercocok tanam dan juga tempat tinggal manusia.
  4. Serangan hama dan penyakit yang menyerang pohon-pohon di hutan.
Kerusakan Hutan
Kerusakan Hutan (Pexels.com)

Dan dengan ancaman-ancaman di atas, kita perlu membuka mata lebih lebar dan juga lebih sadar dampak buruk dari kerusakan hutan seperti berikut :

  1. Perubahan Iklim & Pemanasan Global.
  2. Punahnya beberapa spesies hewan dan tumbuhan.
  3. Gangguan pada Siklus Air.
  4. Semakin seringnya terjadi banjir bandang, erosi, dan tanah longsor bahkan tanah bergerak.
  5. Kekeringan ekstrem yang mengancam hasil panen sumber pangan.
  6. Kerusakan pada rantai ekosistem di darat dan air.
  7. Menyebabkan abrasi di pesisir pantai.
  8. Kerusakan hutan juga bisa mengganggu kegiatan perekonomian masyarakat, terlebih kalau sering terjadi bencana alam.
  9. Menurunnya kualitas hidup masyarakat sekitar hutan yang rusak.
  10. Mengancam keamanan masyarakat karena binatang buas yang berkeliaran akibat tidak ada lagi hutan sebagai rumah hewan-hewan tersebut.

Sebenarnya masih banyak lagi dampak dari kerusakan hutan terhadap kehidupan manusia. Bahkan pandemi covid-19 pun diidentifikasi sebagai salah satu teguran dari rusaknya hutan sebagai paru-paru dunia.

Akibatnya udara yang semakin tinggi polusinya sulit menyaring virus yang beredar malah semakin membuat virus berkembang biak karena bercampur dengan partikel-partikel kimia jahat pada polusi.

Outfit Hasil Padu Padan Pakaian Bekas

Balik lagi ke soal trend fashion yang dipertontonkan di Citayam Fashion Week. Usut punya usut, ternyata kebanyakan outfit Jeje Cs ini dibeli di Toko Pakaian Bekas dan juga hasil padu padan pakaian lama mereka.

Biasanya mereka membeli pakaian bekas di thrift shop yang ada di pasar induk seperti Pasar Senen. Selain banyak pilihan pastinya harga di pasar induk juga lebih murah.

Selain di pasar induk, berbelanja pakaian bekas sekarang bisa juga kok di marketplace. Tapi ya tetap lebih asik ngulik di pasar induk secara langsung.

Dengan kreatifitas dan keberanian, mereka pede aja memakai berbagai model outfit dari thrift shop. Hasilnya…bisa kita lihat keunikan gaya berbusana mereka kan.

Ditambah dengan lenggak lenggok bak model papan atas penuh percaya diri berjalan di zebra cross kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Dan ternyata gaya berpakaian mereka itu menarik perhatian banyak orang bahkan dari media Jepang loh.

Wow! Gak kalah keren kan dengan pakaian baru bermerek. Sangat menginspirasi dan juga bikin bangga. Hanya bermodalkan pakaian bekas bisa menjadi anak muda yang trend setter.

Pakaian Bekas = Sustainable Fashion ?

Sustainable Fashion atau Fesyen berkelanjutan merupakan sebuah tindakan dalam berpakaian yang dimulai dari proses produksi sampai ke penggunaan pakaian tersebut dengan berusaha untuk tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan alam.

Dengan kata lain, sustainable fashion bukan hanya mengutamakan keindahan penampilan manusia. Tapi bagaimana pakaian itu bisa memiliki usia pemakaian lebih lama sekaligus juga bisa membuat umur bumi lebih panjang dan keindahan bumi terjaga dalam jangka waktu yang lama karena dalam prosesnya tidak menyebabkan kerusakan pada alam.

Nah, apakah pemanfaatan kembali pakaian bekas baik reuse ataupun upcycling termasuk sustainable fashion? Jawabannya Ya

Oiya, untuk kalian ketahui apa itu reuse dan upcycling pakaian bekas adalah sebagai berikut :

  • Reuse adalah penggunaan kembalai pakaian lama atau pakaian bekas tanpa mengubah model atau bentuknya.
  • Upcycling adalah mengubah pakaian lama menjadi pakaian dengan model yang berbeda atau menjadi barang baru, bisa dengan merubah modelnya atau menambahkan pernak-pernik. Contohnya, mengubah rok mini jenas menjadi tas atau menambah pernak pernik pada pakaian jadul menjadi lebih trendy.

Salah satu Fashion Blogger Indonesia yang fokus dengan Upcycling Fashion adalah Diana Rikasari. Coba intip salah satu postingan instagramnya berikut.

Follow deh akun IG beliau. Kalian pasti takjub dan bisa terinspirasi bahwa menjadi keren dan sultan itu tidak harus selalu dengan pakaian baru.

Fast Fashion = Sumber Polusi

Terfokusnya perhatian manusia kepada media sosial dan juga media digital saat ini banyak mempengaruhi dalam hal berpakaian.

Terkadang ada orang yang selalu mengikuti trend fashion yang ramai di media sosial hanya supaya terlihat keren dan sultan. Kita tahu istilah sultan akhir-akhir ini begitu diidolakan banyak orang termasuk anak muda.

Atau ada juga orang yang selalu mengikuti cara berpakaian artis sultan yang sedang populer, mungkin supaya ketularan jadi sultan.

Dan akhirnya, kebiasaan membeli pakaian dengan sesuai trend fashion yang sedang terjadi menyebabkan bertumpuknya pakaian-pakaian yang tidak terpakai.

Itu baru pengaruh dari media. Belum lagi pengaruh dari promosi toko pakaian yang begitu gencar dan menggoda iman semakin menambah keinginan membeli pakaian lagi dan lagi.

Remaja sedang membeli beberapa pakaian sambil melihat update trend fashion di gadget (Pexels.com)

Nah inilah yang disebut dengan Fast fashion, yaitu industri pakaian yang memproduksi pakaian silih berganti sesuai trend yang terjadi. Namun produksi tersebut menggunakan bahan baku berkualitas rendah agar bisa menghasilkan pakaian ala sultan dengan harga yang murah. Hal ini dilakukan agar menarik minat pembeli.

Lalu kenapa Fast Fashion disebut sebagai sumber polusi? Berikut penjelasannya.

Penggunaan bahan baku berkualitas rendah pastinya akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan, baik air, udara, dan juga tanah. Limbah industri tersebut akan masuk ke aliran air seperti sungai, mempengaruhi tanah sekitar pabrik atau pembuangan limbah, dan pastinya udara.

Salah satu contoh yang paling sering kita lihat adalah penggunaan pewarna pakaian yang murah tapi kualitasnya buruk. Pemilihan kain yang dicampur dengan zat kimia berbahaya juga menjadi sumber polusi perusak lingkungan

Fast Fashion, Efek Rumah Kaca, Nasib Hutan Kita

Lalu bagaimana keterkaitan Fast Fashion dengan Hutan?

Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, kalau proses produksi pada industri fast fashion dari awal hingga akhirnya menjadi sampah, banyak menghasilkan karbondioksida (efek rumah kaca) yang menjadi penyebab utama krisis iklim saat ini.

Hutan seperti sebuah spons yang bisa menyerap karbondioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri fast fashion tadi. Apabila Luas Hutan semakin luas maka semakin mampu meredam karbondioksida serta mencegah kerusakan iklim dan pemanasan global akibat gas rumah kaca tersebut.

Jadi memang saling terkait ya. Industri Fast Fashion bisa merusak hutan dan keanekaragaman hayati di dalam hutan sekaligus menghasilkan karbondioksida penyebab perubahan iklim.

Sebaliknya ketika hutan rusak akibat polusi dari industri fast fashion, hutan juga tidak bisa lagi menyerap karbondioksida secara maksimal untuk mencegah perubahan iklim dan pemanasan global.

Bumi Sudah Rusak, Anak Muda Indonesia Harus Apa?

Gak harus melakukan aksi heroik yang menggemparkan dunia untuk bisa berkontribusi menjaga bumi dari ambang kepunahan. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah introspeksi diri.

Sebelumnya introspeksi diri, ada baiknya kamu sebagai anak muda mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi yang dinyanyikan oleh Laleilmanino, Chicco Jerikho, HIVI!, Sheila Dara Aisha.

Video Clip Dengar Alam Bernyanyi

Lagu sederhana yang sarat dengan pesan dari alam ini benar-benar menyadarkan kita dengan apa yang terjadi pada alam saat ini dan apa yang kita lakukan. Dan semakin sering kamu mendengar lagu ini, artinya semakin banyak royalti yang digunakan untuk perlindungan hutan Indonesia.

Kita menggerutu akibat banyaknya bencana alam dan penyakit.

Kita begitu fokus untuk menunjukkan keindahan hidup kita tapi mengabaikan keindahan alam.

Kita begitu mudah menyebarkan berita di sosial media melalui gawai tapi berat menyebarkan ajakan kembali mencintai bumi dengan aksi.

Anak muda saat ini sangat peduli dengan penampilan dan cara berpakaian. Mungkin saja kamu malah mengikuti tren fashion Jeje dan Bonge saat melenggang di Citayam Fashion Week.

Nah, kenapa tidak mengikuti perilaku mereka dalam memilih pakaian lama atau bekas dalam fesyen? Kamu tetap bisa kok bergaya sultan ditambah lagi menerapkan Sustainable Fashion untuk menyelamatkan hutan Indonesia dari kepunahan. Dan akhirnya menjaga keberlanjutan bumi tercinta.

Selain dengan beraksi melalui mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi dan menerapkan Sustainable Fashion, kamu juga bisa bergabung dengan #TeamUpforImpact.

Kenapa harus bergabung dengan Team Up for Impact? Kamu akan dapat banyak sekali kegiatan yang membantu lebih banyak terlibat dalam aksi perlindungan hutan dan alam. Nah, seperti lirik lagu Dengar Alam Bernyanyi tadi bahwa kitalah yang memegang kendali. Apakah kita mau terus menuai penderitaan dan kesulitan atau terus bersemangat dalam aksi menjaga hutan Indonesia selalu menjadi primadona dunia yang harus diselamatkan.

Aksiku Untukmu Bumiku

Walaupun aku bukan lagi anak muda, tapi aku tetap ingin bisa lebih lama menikmati anugerah kehidupan bersama anak dan keluarga di bumi ini.

Namun, keinginan itu tidak akan terwujud kalau bumi itu sendiri semakin cepat menuju kepunahan. Itulah sebabnya dalam berbagai kegiatan di kehidupan sehari-hariku selalu pertama kali memikirkan dampaknya terhadap alam dan lingkungan.

Salah satunya dalam hal berpakaian aku sudah menerapkan sustainable fashion yang bukan hanya baik untuk bumi keberlanjutan tapi baik juga untuk sustainable finance secara pribadi.

Sejujurnya aku memang bukan orang yang gelap mata mengikuti tren fesyen. Jadi aku itu jarang sekali membeli pakain baru.

Dan untungnya, bos di kantor dan beberapa kakak sepupu selalu senang membagikan pakaian lama mereka yang masih sangat layak pakai untukku. Katanya badanku itu termasuk proporsional yang bisa memakai pakain berukuran normal.

Ahaha….senang sekali dipuji seperti itu dan tambah senang lagi karena mendapat pakaian yang branded dan masih layak pakai secara gratis.

Membeli pakaian di thrift shop juga sudah menjadi slaah satu kebiasaan. Tidak sering juga tapi lebih sering membeli pakaian di thrift shop dibanding dengan membeli pakaian baru.

Selain harganya sangat terjangkau, kualitas bahan juga bagus jadi lebih tahan lama. Ada loh pakaian yang aku beli di thrift shop bisa bertahan hampir 10 tahun. Bahkan beberapa aku wariskan lagi ke anakku. Hemat dan ramah lingkungan bukan?

Memanfaatkan Pakaian Lama

Kalau ditanya, emang gak malu lebih banyak punya pakaian bekas daripada pakaian baru? Lah kenapa harus malu. Toh penampilanku tetap modis kan. Sama seperti para anak muda Citayam Fashion Week yang pede melenggang bermodalkan pakaian bekas. Malah menjadi terkenal dan dapat cuan.

Pastinya, kulakukan yang terbaik #UntukmuBumiku agar kita bisa selalu berjalan beriringan. Karena ketika aku menjaga bumi dari kepunahan, maka bumi pun akan menjagaku dari penderitaan.

Dari Citayam Fashion Week menuju Hutan Indonesia Berkelanjutan

Referensi :

  • https://lindungihutan.com/
  • http://ditjenppi.menlhk.go.id/
  • https://www.republika.co.id/
  • https://zerowaste.id/
  • https://www.forestdigest.com/
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Bag Kinantan

yup, dah lama gak baca tulisan tentang hutan. harus diakui, perkembangan dunia saat ini gak diimbangi hadirnya kesadaran bahwa alam sedang sekarat. bagi kami yang punya usaha memanfaatkan hasil hutan rusaknya hutan jelas sngat berpengaruh. alih fungsi hutan dan lainnya juga menggangu keseimbangan.

semoga makin banyak yang tersadarkan untuk menjaga kelestarian alam.

[…] jadi teringat dengan Hutan sebagai paru-paru […]

[…] Dan satu-satunya yang bisa memakan Polusi Udara ini adalah Hutan. […]

4
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x