Secarik Cerita Gerobak Baca dan Rumah Bahasa di Tanjung Binga
“Harapan saya, masalah putus sekolah ini hanya sampai di saya saja. Adik-adik saat ini maunya punya semangat untuk melanjutkan pendidikan”, kata Heri seorang nelayan muda di Desa Tanjung Binga.
Walaupun raut wajah Heri nampak tersenyum saat mengatakannya, tapi sorot matanya memancarkan ada rasa penyesalan namun pasrah. Heri adalah masyarakat di Tanjung Binga yang harus mengalami putus sekolah karena harus membantu orangtua menjadi nelayan.
Ya, masalah putus sekolah merupakan salah satu persoalan yang sudah lama terjadi di kehidupan masyarakat Desa Tanjung Binga. Padahal begitu banyak potensi alam yang butuh keahlian untuk dipoles dan promosikan bahkan sampai ke taraf Internasional.
Pariwisata dan Wirausaha adalah dua potensi besar yang dimiliki Tanjung Binga. Dan bukan hanya potensi besar tersebut saja, Tanjung Binga juga mempunyai keunikan dan pesona yang tidak kalah dengan desa-desa di Kabupaten Belitung yang sudah lebih dulu terkenal sebagai destinasi wisata.
Secarik tentang Tanjung Binga yang unik
Sebelum mengenal apa saja yang menjadi potensi, keunikan, dan juga pesona Tanjung Binga, kita perlu mengenal sedikit data geografinya. Barangkali ada teman-teman yang juga seperti saya yang baru pertama kali ini mengetahui tentang Tanjung Binga.
Tanjung Binga merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Teman-teman bisa melihat jarak Tanjung Binga dari Ibukota Provinsi yaitu Pangkal Pinang pada Peta Google di bawah ini.
Desa Tanjung Binga juga disebut dengan Kampung Nelayan karena lebih dari 80% penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Dengan sebutan sebagai kampung nelayan, pemandangan yang pertama kali melintas di pikiran pastilah area penjemuran ikan atau pasar-pasar tempat terjadinya jual beli ikan dari nelayan ke penampung atau pembeli.
Pantai Tanjung Binga atau dengan nama lainnya yaitu Pantai Bukit Berahu merupakan destinasi wisata andalannya yang menjadi hidden gem. Kenapa disebut sebagai hidden gem? Karena Tanjung Binga itu sebenarnya dekat dengan destinasi wisata terkenal Tanjung Tinggi yang bukan hanya memiliki pesona pantai yang aduhai tapi juga pernah menjadi tempat shooting film Laskar Pelangi.
Begitulah, setiap kali kita mengingat daerah asal Bapak Basuki Tjahaya Purnama atau yang dikenal dengan Bapak Ahok ini, yang diingat pasti Pantai Tanjung Tinggi. Padahal di dekat Desa Tanjung Tinggi ada Desa Tanjung Binga yang pesona pantainya tidak kalah eksotis.
Buatku yang membuat desa Tanjung Binga ini unik adalah lebih dari setengah penduduknya adalah para perantauan asal Bugis, Sulawesi Selatan. Diperkirakan para perantau asal Bugis ini pertama kali sampai di Tanjung Binga sekitar tahun 1967.
Maka tidak heran Tanjung Binga disebut sebagai kampung nelayan. Seperti kita ketahui kalau masyarakat asal Sulawesi Selatan itu terkenal dengan kepiawaiannya dalam melaut dan berlayar. Karena itulah sebagai besar profesi mereka adalah nelayan sesuai keahlian yang sudah turun temurun.
tanjung binga sebagai SENTRA IKAN ASIN penuh Potensi dan pesona
Ikan Asin merupakan produk utama dari Desa Tanjung Binga. Hal itu memang tidak diragukan lagi, mengingat Tanjung Binga termasuk sentra ikan asin terbesar bukan hanya di Belitung tapi juga di Indonesia.
Selain Ikan Asin dan juga Ikan segar yang harganya lebih murah kalau membeli langsung ke lokasi, produk makanan berbahan dasar ikan juga banyak dihasilkan oleh masyarakat di Tanjung Binga.
Buat emak-emak seperti saya, tentunya hal ini menjadi daya tarik tersendiri untuk berwisata ke Tanjung Binga. Bukan hanya bisa menikmati keindahan pantai dan lautnya saja, tapi juga bisa memborong oleh-oleh yang menjadi favorit para Ibu rumah tangga.
Galeri di atas menunjukkan beberapa kegiatan para ibu rumah tangga di Tanjung Binga yang memanfaatkan hasil laut menjadi beberapa produk olahan.
Kripik Tortila Landak Laut merupakan salah satu produk olahan yang saat ini diunggulkan untuk dipasarkan ke lebih banyak daerah bahkan ke luar negeri. Cemilan ini juga sudah sampai ke Jepang loh.
Kenapa Kripik Tortila Landak Laut diunggulkan? Ternyata, landak laut atau bulu babi mempunyai kandungan nutrisi yang sangat baik untuk tubuh manusia. Salah satunya mengandung tinggi Omega 3 yang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah.
Bukan hanya mengandung nutrisi penting, daging landak laut juga mempunyai rasa yang enak sehingga pas dijadikan produk olahan makanan ringan. Sehatnya dapat, nikmatnya juga dapat kan.
Lihatlah indahnya pantai dengan hamparan batu-batu raksasa itu. Belum lagi terumbu karang yang menambah keseruan saat snorkling. Karena itulah pantai Tanjung Binga juga menjadi salah satu potensi yang diunggulkan untuk dipromosikan demi meningkatkan perekenomian masyarakat dan daerah melalui kedatangan para wisatawan lokal juga manca negara.
Potensi wisata dan juga kuliner menjadi kombinasi yang sangat pas untuk dijadikan daya tarik kepada wisatawan. Tinggal bagaimana masyarakat Tanjung Binga mengemas dan mengembangkan potensi tersebut agar semakin menarik dan pastinya membutuhkan ilmu bukan hanya dari sekolah.
Gerobak Baca dan Rumah Bahasa di tanjung binga
Terpilihnya Tanjung Binga menjadi salah satu desa binaan dalam program CSR Astra yaitu program Kampung Berseri Astra (KBA) merupakan rekomendasi dari Kementerian Pariwisata RI. Pastinya rekomendasi ini bukan tanpa sebab.
Dengan melihat besarnya potensi yang dimiliki oleh Tanjung Binga inilah yang membuat Kementerian Pariwisata dan juga Astra jatuh cinta dan berniat untuk mengembangkan potensi dan pesona itu menjadi lebih memberi pengaruh positif.
Nantinya, dengan semakin terkenalnya Tanjung Binga sebagai destinasi wisata yang penuh potensi dan pesona, maka diharapkan akan ada peningkatan di sektor wirausaha dan lapangan pekerjaan.
Pendidikan adalah salah satu dari 4 pilar yang ada di dalam program KBA ini selain kesehatan, Lingkungan, dan Kewirausahaan.
Mengentaskan masalah putus sekolah seperti yang diungkapkan Heri di awal artikel ini menjadi bagian dalam pengembangan pilar pendidikan. Gerobak Baca dan Rumah Bahasa adalah sarana yang dirancang untuk mencapai tujuan program ini yaitu membuat masyarakat lebih berpengetahuan dan berdaya saing dalam pengembangan potensi daerah.
Gerobak Baca bisa disebut seperti perpustakaan keliling yang membawa berbagai jenis buku yang menarik dan sarat manfaat ke masyarakat tanpa batasan usia.
Sedangkan Rumah Bahasa merupakan sebuah tempat untuk melatih kemampuan bahasa inggris baik untuk remaja maupun pelaku usaha yang memang butuh kecakapan berbahasa inggis dalam hubungan bisnis.
Nah, dengan adanya Gerobak baca dan Rumah Bahasa ini, penduduk yang putus sekolah sekalipun bisa mendapatkan berbagai ilmu dan wawasan penting untuk mengembangkan dan mempromosikan potensi desa Tanjung Binga.
Seperti keripik Tortila Landak Laut yang baru-baru saja diketahui keunggulan nutrisi yang dikandung pastinya melalui buku bacaan atau internet. Belum lagi banyak masyarakat yang kurang mampu dalam ekspor produk mereka ke luar negeri. Jadi, produk-produk yang sampai ke luar negeri itu biasanya melalui pihak ketiga yang banyak berada di Jakarta.
Karena itu dengan adanya Gerobak Baca dan Rumah Bahasa ini, para generasi muda juga menjadi lebih “haus” untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi guna mewujudkan impian akan desa Tanjung Binga yang Go Internasional.
Gerobak dan Rumah, filosofi sebagai wadah. Gerobak Baca dan Rumah Bahasa menjadi wadah penuh ilmu.
Dan dibawah bimbingan Astra, program jangka panjang ini pun akan menciptakan sebuah cerita baru tentang Tanjung Binga.
Bukan lagi sekedar hidden gem di antara destinasi wisata terkenal tapi kelak bisa menjadi destinasi wisata favorit sekaligus pengekspor ikan asin dan produk olahan ikan ke pasar luar negeri.
[…] Kegigihannya terbayar dengan ganjaran menjadi salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards […]
Membaca adalah kebiasaan baik untuk masa depan, dengana adanya gerobak baca dan rumah bahasa ini dapat mengantarkan bangsa kita jadi makin cerdas. Dan hal ini wajib diikuti sama daerah lain.
Setiap daerah di Indonesia sbnernya memiliki banyak keunggulannya masing2. Terutama kuliner dan kerajinan tangan. Tapi masih banyak juga masyarakat yang belum teredukasi betul untuk memasarkannya dengan efektif. Apalagi sampai ke luar negeri. 😪