Breast Cancer Experts Network, Investasi Digital Tingkatkan Harapan Hidup Penyintas Kanker Payudara
Berbicara tentang kanker payudara sepertinya tidak lagi asing buat kita. Aku sendiri cukup akrab dengan penyakit kanker sejak mengidap radang kelenjar getah bening akut. Aku jadi lebih rajin mencari berita dan informasi terkait penyakit kanker dan pencegahannya. Maklum saja, radang kelenjar getah bening sering dikaitkan dengan penyakit kanker. Belum lagi di setiap melakukan diagnosa dan rangkaian deteksi dini untuk melihat kondisi radang di laboratorium, selalu bertemu dengan para penderita kanker termasuk kanker payudara.
Beruntung sekali beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 2 November 2021, aku mendapat undangan mengikuti sebuah webinar yang diselenggarakan oleh PT Roche Indonesia. Webinar dengan tema utama Kanker Payudara ini sekaligus sebagai acara peluncuran kanal Breast Cancer Experts Network (BCEN) yang ada pada aplikasi Docquity.
Acara yang dimoderasi oleh Aviani Malik ini dihadiri tentunya mengundang pihak-pihak terkait selain pihak PT Roche yaitu Kunta Wibawa Dasa Nugraha, SE, MA, Ph.D (Sekjen Kemenkes RI), Prof.Dr.dr.Aru W Sudoyo,Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP (Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia), Dr.dr.Cosphiadi Irawan, Sp.PD-KHOM, FINASIM (Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia Cab.Jakarta Raya), dr.Ait-Allah Mejri (Presdir PT Roche Indonesia), Amit Vithal (Co-Founder Aplikasi Docquity), dr.Karina Andini (Head of Partnership Docquity Indonesia), dan juga dua orang dokter anggota/pengguna experts network pada aplikasi Docquity yaitu dr.Eko Adhi Pangarsa, Sp.PD-KHOM (Semarang) dan dr.Fachrul Razi, Sp.B(K)Onk (Banda Aceh) serta para partner media dan blogger.
Sekedar informasi, aplikasi Docquity merupakan wadah digital bagi para dokter dari berbagai penjuru yang sangat bermanfaat sebagai arena pertukaran informasi dan ilmu seputar penanganan penyakit. Aplikasi ini memang paling berguna bagi para dokter yang bertugas di pelosok pedalaman atau jauh dari pusat kota.
Nah, kanal Breast Cancer Experts Network itu ada di dalam aplikasi Docquity tadi. Pastinya Breast Cancer Experts Network merupakan komunitas online para pakar kanker khususnya kanker payudara. Diharapkan dengan adanya Breast Cancer Experts Network ini, ada pemerataan pengetahuan dalam menangani penyakit dari dokter-dokter yang menjadi anggota dari Breast Cancer Experts Network.
Breast Cancer Experts Network Bantu Tingkatkan Harapan Hidup
Siapa sih yang tidak takut dengan kanker payudara? Kanker payudara sudah seperti momok yang sangat menakutkan bagi hampir semua perempuan. Tidak salah juga sih, mengingat kanker payudara menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian akibat kanker di Indonesia. Fakta ini bersumber dari data Globocan 2020.
Fakta yang mengejutkan adalah bahwa kematian menjadi begitu terasa dekat dikarenakan penderita datang memeriksakan diri saat sudah stadium lanjut. Sementara, keterbatasan pengetahuan dokter dan juga faktor lokasi rumah sakit modern yang jauh dari jangkauan berpengaruh juga dalam menurunkan harapan hidup penderita.
Aku masih ingat, saat Ibu dari temanku waktu SMP menderita kanker payudara. Kebetulan ibunya tinggal di pedalaman perkebunan kelapa sawit. Sementara untuk menuju rumah sakit modern di pekanbaru itu harus menghabiskan waktu hampir setengah hari. Bisa dibayangkan ya betapa capeknya ibu temanku yang tubuhnya sudah sakit harus menempuh jarak yang jauh dan lama untuk bisa cek rutin dan pengobatan. Tapi ya mau bagaimana lagi, rumah sakit terdekat tidak mempunyai fasilitas dan juga dokter-dokter spesialis yang sanggup menangani penyakit kanker payudara. Alhasil, mereka harus berobat ke provinsi atau bahkan Penang Malaysia.
Itulah mengapa PT Roche berkomitmen penuh memprakarsai peluncuran kanal Breast Cancer Experts Network untuk bisa menjadi wadah edukasi dan pendistribusian ilmu serta pengalaman dalam menangani penyakit kanker payudara. Sehingga diharapkan ada kesetaraan kemampuan para dokter spesialis kanker dalam menangani pasien kanker payudara.
Jadi nantinya setiap pasien mendapat jenis penanganan yang sama kualitasnya baik saat berkonsultasi dengan dokter di kecamatan ataupun ibukota. Dan tingkat kesembuhan dan harapan hidup pasien pun semakin tinggi.
Breast Cancer Experts Network Ciptakan Kesetaraan Kredibilitas Dokter di Indonesia
Balik lagi ke cerita ibu dari temanku tadi yang akhirnya meninggal karena kanker yang sudah sangat parah ditambah kemampuan tubuh yang tidak kuat terhadap efek kemoterapi karena faktor usia juga. Beberapa kerabat menyayangkan, kenapa si ibu tidak langsung berobat ke Penang atau Medan yang mempunyai rumah sakit serta dokter yang lebih jago dalam menyembuhkan pasien kanker.
Aku sendiri tidak mau langsung ikut-ikutan berpendapat seperti itu. Karena selain takdir, kecilnya kemungkinan sembuh juga bisa disebabkan karena tingkat keparahan pasien yang sudah stadium lanjut saat mulai berkonsultasi ke dokter. Walaupun pendapat tadi memang ada benarnya bahwa dokter dan rumah sakit di suatu daerah lebih bagus penanganannya dibanding di daerah lain.
Terlebih lagi di Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang besar dimana jarak yang cukup jauh dari pulau satu dengan pulau lainnya menyebabkan penyebaran tenaga kesehatan profesional seperti dokter spesialis onkologi (kanker) tidak merata. Akibatnya baik pengalaman maupun ilmu dokter di pedalaman tidak sama dengan dokter yang ada di perkotaan.
Seperti yang diungkapkan oleh dr.Muhammad dari kabupaten Tenggarong, Kalimantan Timur dan dr.Eko Adhi Pangarsa dari Semarang, Jawa Timur yang merupakan member Docquity bahwa kehadiran kanal komunitas digital para dokter spesialis ini sangat besar manfaatnya. Sehingga ada pertukaran pengalaman dan ilmu diantara para dokter.
Seperti kita tahu kalau penyakit kanker payudara itu butuh deteksi dini yang rutin terlebih pada orang-orang yang berisiko tinggi. Bagaimana cara memberikan edukasi dan dorongan untuk rutin melakukan sadari atau segera berkonsultasi ke dokter apabila ada gejala-gejala tubuh yang menjurus kepada kanker payudara, merupakan hal-hal yang juga jadi pembahasan di kanal Breast Cancer Experts Network.
Secarik Cerita Penutup
Komitmen PT Roche dalam penanganan penyakit kanker payudara secara digital sebelumnya sudah ada dengan dibuatnya situs www.beranicaritahu.com yang lebih fokus pada edukasi untuk deteksi dan diagnosa.
Dan komitmen itu dilanjutkan dengan kolaborasi PT Roche dengan Docquity dengan meluncurkan kanal Breast Cancer Experts Network. Komitmen dan investasi digital inipun sejalan dengan rencana pemerintah melalui Kemenkes yaitu pemanfaatan sistem e-Kesehatan seperti yang tertuang pada Permenkes No.46 Tahun 217.
Pada akhirnya seperti yang diungkapkan Dr.Ait-Allah sebagai Presiden Direktur PT Roche Indonesia dan juga Amin Vithal sebagai Co-Founder Docquity bahwa komitmen dan investasi pada kanal Breast Cancer Experts Network ini semata-mata untuk meningkatkan harapan hidup penderita kanker payudara melalui penyamarataan ilmu dan pengalaman para dokter spesialis onkologi.
Breast Cancer Experts Network jadi landasan untuk mengurangi gap jumlah (kuantitas) dan kualitas dari para pakar onkology .Semoga aplikasi ini dapat dioptimalkan oleh para pakar onkology dalam menolong para penderita breast cancer.
Bagus juga aplikasinya. Saya kok baru tau ya. Selama ini taunya aplikasi sejenis hanya yang itu itu saja. Btw, kanal khusus pakar kanker ini sebetulnya bakal sangat bermanfaat buat edukasi dini tentang kanker. Kadang-kadang masyarakat sendiri suka ga ngeh gejala awal itu seperti apa. Mungkin kalau sudah banyak membaca informasi dan sudah paham sedikit ilmunya, ngga mesti sampe stadium lanjut baru periksa ke dokter.
kanker bisa jadi penyakit yang diam-diam mematikan kalau kita tidak melakukan pengecekan ya.. informasi yang bagus mbak.
Salah satu contoh bagaimana teknologi bisa bermanfaat. Aplikasi Docquity yang bisa membantu menyebarkan informasi dan pemahaman seputar kanker payudara ke seluruh penjuru negeri, sebuah solusi untuk mengatasi jumlah dokter spesialis yang belum merata di berbagai wilayah Indonesia.
wah pastinya aplikasi ini bermanfaat banget ya buat para dokter terutama dokter yang menangani kanker payudara
Tahun 2018 – 2019 merupakan tahun yang buat sedih. Sahabatku kena kanker payudara. Semakin sedih saat dia merasa tak punya rambut akibat kemo. Aku pun memotong habis rambutku untuk mensopportnya.
Aku sering antar dia ke RS di medan yang dekat Mall besar itu. Kadang ke Johor untuk kemo.
Dengan adanya aplikasi Docquity, nanti aku sarani ke dia juga. Semoga aplikasi ini memang berguna bagi siapa saja yang terkena kanker
Kalau sudah bicara penyakit dalam seperti salah satunya kanker ini, saya juga ngeri. Apalagi pernah ada pengalaman penderita dalam keluarga.
Senang rasanya kalau ada informasi edukatif seperti ini, jadi bisa berbagi juga pada yang lain.
Btw, seru juga kalau aplikasi ini bisa sebagai fasilitas para dokter di pedalaman, semoga jaringan pendukung seperti koneksi internet juga semakin memfasilitasi dengan baik.
happy banget sekarang udah ada kanal Breast Cancer Experts Network (BCEN)
karena banyak penderita kanker terlambat ke dokter dan tak tertolong
Wah aku baru tahu tentang aplikasi docquity dan kanal terbarunya BCEN. Tentunya sangat bermanfaat mengingat kanker payudara termasuk kanker terbanyak terjadi pada perempuan. Padahal kanker tsb bisa dideteksi dini.
terimakasih sharing infonya mba.. jadi ingat almarhumah kakak penyintas kanker payudara.. semoga dg makin tersosialisasikannya hal ini busa mengurangi angka kematian krn penyakit ini.
Semangat ya mba, semoga cepat sembuh, aku juga sebagai wanita yg muda suka parno sendiri sama yang namanya kanker payudara 😢
ya ampun dokter spesialis onkologi sedikit banget ya mba 🙁
aku masih penasaran deh gimana cara nentuin benjolan sadari itu
Kanker payudara ini memang ngeri sih ya mba, kebanyakan ketahuan pas sudah stadium lanjut atau pas sudah parah. Memang penting sekali ya untuk melakukan screening rutin agar jika ditemukan tanda-tanda kanker bisa segera diatasi.
Wahh senangnya bisa ikutan acara mengenai kanker payudara ini mba. Jadi makin was2 dengan penyakit yg satu ini ya. Dulu pernah tetanggaku kena penyakit ini, kasihan jadinya anak2nya. Semoga kita bisa lebih menjaga kesehatan juga ya.
Bagus sekali ada komunitas online seperti ini. Menambah informasi kembali terkait kanker payudara.
Dulu saya pikir kalau sudah berstatus dokter spesialis, ya berarti sudah expert di bidang itu. Ternyata nggak juga ya. Masih perlu ada pengetahuan tambahan yang berasal dari kasus di lapangan. Pantesan ada aplikasi ini. Jadi bisa membantu para dokter lain di segala penjuru Indonesia.
Persoalan pemerataan pengetahuan dokter memang jadi momok dalam penanganan penyakit berat (seperti kanker apapun) di Indonesia. Untuk meringankan kanker perlu fasilitas pengobatan khusus, dan fasilitas ini memang saat ini hanya ada di ibukota provinsi.
Saya pernah magang di rumah sakit di Sumedang (yang lokasi kabupatennya persis bersebelahan dengan Bandung), dan mendapatkan pasien yang saya curigai kanker. Oleh atasan saya, pasien tersebut langsung disuruh pergi ke rumah sakit di Bandung, padahal bagi pasien tersebut ke Bandung itu jauh banget. Karena memang dokter yang ada di Sumedang itu tidak bisa menangani. Sebab meskipun ilmunya ada, tapi fasilitasnya tidak ada.
Di Penang atau Singapura, dokternya bukan lebih jago, tapi karena akses transportasi dari rumah penduduk ke rumah sakit itu sangat terjangkau. Jalannya bagus, transportasi umumnya bagus. Di Indonesia, jalan antar desa banyak yang jelek, kalau mau bepergian jauh harus pakai mobil pribadi karena angkutan umumnya tidak dipercayai.
Mudah-mudahan setelah pengetahuan tentang kanker itu merata pada dokter-dokter di Indonesia, juga ada pemerataan akan fasilitas kanker di seluruh rumah sakit se-Indonesia.
Ternyata jumlah dokter onkologi di Indonesia bisa dibilang masih “sedikit” ya :’)
Salut dengan kehadiran BCEN ini, semoga pelayanan terhadap survivor juga makin oke dan lekas tertangani juga.
Btw cancer ini katanya bisa menurunkan ya.. dulu tante saya juga terkena breast cancer lalu menurun ke anaknya duh jadi ngeri ya kak
Selalu takut ih bahas begini 🙁 semoga semuanya sehat sehat aja. Aamiin. Tapi salut sama teknologi yg bermanfaat ini. Bisa meningkatkan percaya diri, harapan dan memotivasi para penyintasnya 🙂 semoga semakin jaya!
Mulia sekali niat PT Roche dalam membuat kanal Breast Cancer Experts Network ini. Yaitu untuk menjadi wadah edukasi dan pendistribusian ilmu serta pengalaman dalam menangani penyakit kanker payudara bagi dokter dimana saja.
Memang permasalahan untama di Indonesia adalah, karena negaranya luas dan pulau-pulau, sering terjadi ketidak-merataan, ntah itu tentang edukasi, kesehatan dan lain-lain. Yang maju hanya kota besar saja, sementara kota-kota yang jauh atau pedalaman, kurang medapatkan informasi atau fasilitas baru.
Sosialisasi dan edukasi melalui kanal tersebut semakin memudahkan buat para pengguna yang ingin lebih mendalam mengetahui mengenai breast cancer, jadi lebih cepet dapat informasi dan harus apa
Wah bermanfaat sekali ya acaranya. Semoga juga, makin banyak cara bagi para dokter dan ahli untuk saling bertukar ilmu dan pengalamannya. Supaya tidak hanya fasilitas medis yang bisa merata ke seluruh nusantara, tapi kemampuan dokternya. Kadang tuh ya, sungguh ironi kalau baca berita orang daerah yang tidak bisa mendapat fasilitas medis entah karena alat atau kemampuan dokternya yang belum memadai. Semoga makin banyak tukar jaringan alias networking para dokter semacam ini.
ah iya, kanker payudara adalah salah satu pembunuh terbesar perempuan ya mbak
semoga dengan adanya breast cancer network ini bisa semakin berperan menekan angka kanker payudara
Wahh artikelnya sangat menarik Mba, ada beberapa aplikasi kesehatan yang saya download juga, namun melihat dari ulasan ini, aplikasi Docquity sepertinya harus saya download..
Webinarnya menarik sekali, pembicara sangat informatif sepertinya. Dan saya doakan mba cepat sembuh yaaa
Kalau ada kanal khusus seperti ini, menari info tentang cancer lebih mudah dan terpercaya ya. Jadi masyarakat nggak mudah termakan mitos atau hoaks seputar cancer.
Yes kak, memang sering sekali pasien datang saat kanker sudah stadium 3 atau lanjut. Padahal memang kalo datang masih di awal perkembangan kanker, harapan sembuh dan harapan hidup masih tinggi. Harapannya memang melalui kanal breast kanker informasi yang akurat bisa didapatkan masyarakat.
Alhamdulillah ya kak banyak perkembangan dalam teknologi kesehatan kita, nanti aku mau main ah ke web beranicaritahu
Menarik nih, saya juga penasaran dengan kanker payudara ini, karena memang pada perempuan perihal kanker yang enggak asing terjadi itu di payudara atau di rahim.
Apalagi tanda-tandanya, yang paling dikhawatirkan kalau sudah stadium lanjut baru ketahuan.
Kalau cerita tentang kanker saya sih dari teman dekat udah aware, karena keluarga beliau banyak yg meninggal dengan riwayat kanker, tulisan ini semakin mengingat kan saya bahwa menjaga lebih baik daripada mengobati, nice info kak.
Wah,, keren banget program Roche ini kak. Memang keterbatasan kemampuan dokter di daerah yang jauh dari klta besar menjadi salah satu tantangan besar untuk bisa menurunkan angka kematian akibat kanker payudara. Minimal para perempuan bisa memeriksakan kondisi di dokter terdekat secara rutin sebelum suatu penyakit masuk ke stadium lanjut.
Kanker payudara ini memang gak bisa dipandang sebelah mata. Saya jadi ingat, juga ada keluarga dari bapak yang terkena kanker ini. Terus pengobatannya ya, bisa dibilang terlambat, karena selama ini gak menyadari bahwa itu kanker. Hanya dilakukan pengobatan herbal tanpa pengecekan dokter. Pas udah kritis baru ke RS dan kondisi sudah parah. 🙁 🙁
PT. Roche ngasih solusi banget ya Hen, hiks ikut prihatin dengan cerita yg ditulis di artikel ini pastinya lelah sekali itu, capek di perjalanan jauh. Beruntung sekali sekarang sudah ada kanal Breast Cancer Experts Network ya.
Kanker ini memang bisa saja terjadi pada siapapun ya bahkan laki-laki pun ada juga yang informasinya pun bisa terjangkit penyakit ini. Dengan adanya Breast cancer experts network ini pasti bisa saling sharing nantinya.
Benar sekali mbak kadang Kita tidak perlu ikut-ikutan menyalahkan. Kasihan malah Menjadi beban mental anaknya pasti merasa bersalah tidak bisa memberikan. Pengobatan maksimal buat mamanya juga kan
[…] sekali aku bisa mengikuti Webinar ini. Ternyata para dokter sudah banyak yang tersadar akan perbedaan ini yang berujung sulitnya […]