Perjalanan,  Secarik Cerita

Makin Bangga Jadi Warga Sumut Setelah Jalan-jalan ke Museum Perkebunan Indonesia

Blog M Jalan-jalan ke Museum Perkebunan Indonesia 2

Jalan-jalan ke Museum Perkebunan Indonesia 2 menjadi agenda no.2 di Acara Blogger Medan Jalan-jalan pada tgl.19 November 2023. Saking antusiasnya mengikuti rangkaian acara jalan-jalan ini, aku sampai bela-belain datang dari Rantau Prapat ke Medan di Sabtu Malam. Tanpa cuti loh. Senin udah harus kerja. Gak apalah capek, toh acara seperti ini juga hanya sesekali saja.

Bersama Blog M di Musperin

Sekian lama pernah berdomisili di Medan, aku baru sekali ini bisa masuk ke Museum Perkebunan Indonesia 2 yang terletak di Jl.Pemuda no.10, AUR, Kec.Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara.

Astaga…berarti tempat ini dulu sering aku lewati. Bersyukur rasanya bisa ikut acara ini. Bukan hanya untuk ajang kumpul-kumpul dan silaturahmi dengan teman-teman bloger tapi juga sebagai ajang menambah pengetahuan.

Apalagi saat ini aku masih berstatus sebagai karyawan salah satu perusahaan yang juga bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, jadi sangat tepat juga aku bisa datang ke pusat sejarah perkebunan ini.

Museum Perkebunan Indonesia 2

Kenapa ada Museum Perkebunan Indonesia 2? Dimana yang pertama? Tenang, ada kok. Museum Perkebunan Indonesia 1 itu terletak di Jl.Brig.Jend.Katamso no.53, Medan, Sumatera Utara.

Trus, apa bedanya?

Nah, untuk Museum Perkebunan Indonesia 1 itu menjadi tempat yang paling lengkap untuk sejarah dan perkembangan perkebunan di Sumatera Utara.

Sementara untuk Museum Perkebunan Indonesia 2 yang kami kunjungi ini lebih banyak menyimpan dokumen dan bukti yang menceritakan sejarah gedung Museum Perkebunan Indonesia 2 itu sendiri.

Jadwal Kunjungan ke Museum ini adalah Senin-Minggu di jam 09.00 pagi s/d 17.00 sore. Dan harga Tiket Masuk juga sangat terjangkau yaitu Rp. 25.000,-

Gedung Museum Perkebunan Indonesia 2 ini menempati Gedung Badan Kerja Sama Perusahaan Perkebunan Sumatera (BKS-PPS) yang dibangun pada tahun 1918 dengan nama awal AVROS (Algemeene Vereeniging van Rubberplanters ter Oostkust van Sumatera) yaitu Asosiasi Umum Perkebunan Karet di Pantai Sumatera Timur. Saat itu Karet menjadi komoditas unggulan dari Sumatera Utara, makanya sampai pemerintah Belanda membentuk Asosiasi AVROS.

Pertama kali memasuki gedung museum, kita akan masuk ke ruang AVROS cafe. Di cafe ini kita bisa pesan minuman dan makanan untuk sekedar melepas lelah setelah berpetualang. Atau bisa juga untuk tempat mempersiapkan alat-alat dokumentasi untuk meliput perjalanan di museum ini.

AVROS Cafe

Ternyata, ruangan AVROS cafe ini merupakan ruang kerja kantor BKS-PPS jaman dulu. Bahkan kursi dan mejanya pun masih merupakan properti asli kantor BKS-PPS lama. Awalnya aku heran kenapa ini tangan kursinya panjang sekali ya. Eh, kakak pemandu cerita kalau jaman dulu tangan kursi senagaj dibikin panjang untuk mempermudah karyawan meletakkan tasnya. Wahh…segitu detail ya.

Setelah mendaftar nama sebagai pengunjung, aku mendapat gelang dan kartu seperti kartu pos untuk menuliskan kesan dan pesan setelah selesai mengunjungi museum.

Oiya, faktanya sampai sekarang gedung museum ini masih digunakan sebagai kantor BKS-PPS. Jadi ada beberapa ruangan yang dilarang dimasuki oleh pengunjung karena masih aktif digunakan sebagai kantor serta berisi dokumen-dokumen penting.

Sekitar 75 barang di museum ini merupakan hibah dari Royal Rotterdam Lloyd Museum, Belanda saat museum ini diresmikan pada tgl.6 Desember 2018.

Berikut beberapa dokumentasi benda unik bersejarah yang sempat aku abadikan dengan kamera ponsel. Pengennya sih semua benda dan ruangan aku dokumentasikan tapi ya saking menikmati wisata sejarah ini jadinya hanya beberapa saja.

Bertemu dengan Kelapa Sawit dan Tembakau Deli. Emasnya Sumatera Utara

Komoditas asal Sumatera Utara memang banyak, dan Karet dulunya pernah menjadi komoditas emas Sumatera Utara.

Namun, seiring permintaan pasar dunia dan percobaan yang dilakukan terhadap tanah di Sumatera Utara, maka ada 2 komoditas yang sampai saat ini bisa disebut sebagai emasnya Sumatera Utara. Tingginya permintaan pasar terhadap kedua komoditas ini dikarenakan kualitasnya yang sangat baik yang berasal dari kondisi tanah di Sumatera Utara yang cocok untuk ditanami kedua komoditas ini.

Apakah kedua komoditas itu? Kelapa Sawit dan Tembakau Deli.

Kelapa Sawit

Senang rasanya mendapat pengetahuan tentang Kelapa Sawit terlebih aku yang saat ini bekerja di perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Pemandu menjelaskan dengan detail bagaimana proses awal pembibitan yang prosesnya menggelitik kami sampai ketawa-ketawa.

Hahaha…seperti menikahkan manusia saja. Ada tuan kadinya dan bahkan ada proses dipingit juga loh.

Tapi ternyata memang untuk mendapat bibit kelapa sawit yang berkualitas itu prosesnya gak boleh sembarangan. Wah, aku yang selama ini hanya tahu pohon kelapa sawit, buah kelapa sawit, dan cpo jadi punya pengetahuan lagi tentang proses pembibitan kelapa sawit.

Kenapa kelapa sawit disebut sebagai komoditas emas? Kita tahu kalau kelapa sawit itu menjadi komoditas unggulan Indonesia yang banyak diminati dunia. Dan uniknya, seluruh bagian dari pohon kelapa sawit itu bisa diolah untuk kebutuhan manusia. Bahkan limbahnya pun bisa menjadi pupuk untuk tanaman kelapa sawit. Sampai sekarang pun kelapa sawit masih berjaya dan idola para petani.

Tembakau Deli

Obrolan tentang Serial Netflix Gadis Kretek masih hangat nih. Pas kali rasanya belajar sejarah tembakau emasnya Sumatera Utara yaitu Tembakau Deli.

Awalnya tembakau dibawa dari Belanda oleh orang Belanda sekitar abad 17 dan ditanam di Jember. Nah, karena di Jember rasanya kurang berhasil, lalu tembakau tersebut dibawa oleh seorang saudagar ke Sumatera Timur dan dibudidayakan di 3 tempat yaitu di daerah Marelan, Helvetia, dan Hamparan Perak. Dan diketiga daerah inilah penanaman tembakau deli menghasilkan daun tembakau yang besar dan berkualitas sangat baik dan menjadi idola masyarakat pengguna cerutu di eropa .

Dan ternyata, para pekerja pemilah daun tembakau deli khusus didatangkan dari Pulau Jawa. Konon pemerintah Belanda lebih menyukai perempuan-perempuan jawa sebagai pekerja perkebunan karena karakter mereka yang selalu patuh dan ulet bekerja.

Sementara perempuan-perempuan asli melayu memiliki karakter pemalas karena terbiasa dimanjakan oleh kesultanan deli dengan hasil penjualan tembakau yang melimpah.

Oiya, pemerintah Belanda juga senang mempekerjakan perempuan-perempuan batak karena karakternya yang suka bekerja keras. Hehee, aku jadi bangga sebagai perempuan batak.

Lalu kenapa lagi si Tembakau Deli menjadi komoditas emas? Pastinya karena harganya yang sangat mahal. Tembakau Deli memang punya kualitas jempol menjadi cerutu kualitas no.1. Namun karena proses perawatannya yang rumit serta waktu panen yang sangat lama menyebabkan penurunan produksi komoditas yang awalnya dibawa dari pulau jawa ini. Bahkan 1 kotak cerutu kualitas no.1 yang terbuat dari tembakau deli bisa menyentuh harga sekitar Rp.500 juta! Wow!!!

Penutup : Kesan dan Pesan

Setelah mengunjungi Museum Perkebunan Indonesia 2 ini aku punya dua Kesan yang membekas (maaf tidak tertulis semua di kartunya) yaitu :

  1. Salut sama pemandunya yang hapal semua detail sejarah dan benda-benda sejarah dan semuanya tentang bangunan Museum Perkebunan Indonesia dan Perkebunan Indonesia.
  2. Aku jadi tau betapa kayanya Sumatera Utara yang aku cintai ini. Sudah punya tempat wisata yang indah, ditambah pula punya banyak komoditas emas. Jadi makin bangga sebagai Warga Sumut,hehe.

Sedangkan untuk Pesan hanya satu saja yaitu Tolong tetap dirawat dan dibersihkan benda-benda yang sudah ada dan kalau bisa ditambah lagi untuk mendukung cerita sejarah yang diceritakan.

Sebagai penutup kunjungan, kami menungu Lonceng Jam besar yang melegenda ini berbunyi di Jam 18.00. Seru! Kami semua hening dengan ponsel yang siap merekam detik-detik berbunyinya jam. Oiya, konon dulu suara jam ini bisa terdengar sampai ratus kilometer loh. Namun seiring bertambah banyaknya bangunan gedung yang menjulan disekitar gedung museum, suara jam hanya bisa terdengar sampai di Restoran Tip Top Kesawan.

Referensi :

  1. https://www.antaranews.com/berita/775379/museum-perkebunan-ii-diresmikan
  2. https://www.instagram.com/musperin/?hl=en
  3. https://regional.kompas.com/read/2013/03/20/02540327/Kegemilangan.Tembakau.Deli.yang.Memudar?page=all
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

4 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Ririn

Sering mendengar cerita tentang tembakau deli yang terkenal.. Tapi baru di sini lah lihat wujudnya.. Berkunjung ke museum ini yang pada umumnya masih mempertahankan desain dan perabotan tempo dulu, membuat kita seperti ditarik juga ke zaman lampau ya kak..

Kyo

Berarti bagusan datang ke musperin 1 lanjut ke musperin 2 bias lengkap ya kak?

Sakinah Annisa Mariz

Berasa masuk ke dimensi sejarah lampau ya kak Hen, saat melihat gedungnya yang artistik dan furniture kayunya yg asli dr zaman kolonial, aku lgsung merasa tersedot ke masa lalu. Tempatnya keren dan di luar dugaan, ada cafe estetik yg nyaman buat nongkrong lepas penat. Good ya kak

Suci

Jadi related sama kerjaan ya, kak
udah kek bukan berkunjung ke museum, tapi ke pabrik, hehee
Cemana, udah cerita ke orang kantor kalo sawit punya tuan kadi, kak? 😀

4
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x