Pekerja Kantoran ngonten
Teknologi

Ngonten bareng IndiHome, Terapi Tuk Jaga Mental Pekerja Kantoran Tetap Sehat

Daftar Isi

    Akhirnya Aku ke Psikiater juga

    Desember 2021, menjelang tutup buku akhir tahun di kantor, di saat teman-teman kantorku merencanakan acara tahun barun, aku sendiri malah mendaftar konsultasi ke psikiater. Kok bisa?

    Penyebabnya adalah perasaan cemas dan bingung dicampur sedikit rasa takut yang akhirnya membuat aku sulit tidur dan ujung-ujungnya merusak konsentrasi saat kerja. Istilah jaman sekarang yaitu Burn Out. Dan itu hampir setiap hari kualami.

    Semua berawal dari beban dan tekanan pekerjaan yang semakin meningkat, belum lagi perubahan sistem kerja yang menuntutku untuk cepat tanggap dan cepat mengeksekusi tugas kantor dengan sistem baru tersebut. Wuih, rasanya memang nano-nano deh.

    Meja Kerjaku yang penuh dokumen (Dok.Pribadi)

    Ngantuk, lelah, pusing, bosan berkolaborasi merongrongku. Awal tahun 2022 aku gak sibuk membuat resolusi atau pencapaian target di 2021 seperti orang-orang kebanyakan, tapi malah cemas dan takut luar biasa saat memasuki tahun 2022.

    Saat malam menjelang tidur, aku jadi sering nangis. Merasa beban ini terlalu berat dan aku hampir gak sanggup untuk menjalaninya. Padahal aku sudah berusaha untuk selalu bersyukur. Tapi tetap aja merasa burn out. Sesak rasanya. Bangun pagi menjadi awal yang selalu menakutkan dan membuatku sangat berat melangkahkan kaki untuk berangkat ke kantor.

    Itulah yang mendorongku menghubungi psikiater walaupun melalui aplikasi kesehatan online karena di daerah tempat tinggalku belum ada psikiater. Maklum ya, tinggalnya di daerah perkebunan kelapa sawit. Nih…aku share postingan Instagramku setelah selesai konsultasi dengan psikiater.

    Konsultasi dengan psikiater memang tidak banyak membantu meredakan burn out yang kualami. Namun aku juga gak mau mentok dan pasrah dengan keadaanku. Aku tetap mencari cara mengurangi gejala-gejala yang muncul.

    Tekadku, aku harus tetap waras, tetap sehat, dan tetap produktif. Alasan untuk perjuangan ini adalah demi keluarga. Demi Ibuku agar Ibu bisa menikmati masa tua dengan sejahtera dan demi anakku agar dia bisa meraih cita-citanya.

    Aku pun mulai melakukan terapi sendiri dengan caraku yang ternyata lumayan ampuh dan bahkan membuat aku lebih produktif dan bisa ceria kembali.

    Yaitu Perbanyak Ibadah dan Ngonten 😉

    Fakta Kesehatan Mental pada Pekerja Kantoran

    Dikutip dari laman Kemenkes, Burn Out itu menggambarkan suatu kondisi seseorang yang mengalami stres dan kelelahan yang berat baik secara fisik maupun emosional yang juga menyebabkan orang tersebut menjadi bersifat perfeksionis dan pesimis

    Sumber : https://yankes.kemkes.go.id/
    Sumber : www.gallup.com

    Walaupun menurut pendapat banyak ahli bahwa Burn Out bukan termasuk gangguan kesehatan mental, tapi kalau tidak ditangani dengan baik maka akan berujung pada gangguan kesehatan mental yang parah.

    Sumber : www.paychex.com

    Dari data diatas ditambah penjelasan dari Mayoclinic, penyebab Burn Out yang paling banyak melanda pekerja kantoran adalah karena :

    1. Kelebihan Beban Kerja.
    2. Jenjang Karir yang tidak berkembang.
    3. Hidup yang tidak seimbang karena waktu habis hanya untuk bekerja.
    4. Kehidupan sosial yang buruk karena kurangnya waktu bergaul dengan orang-orang di luar pekerjaan.
    Sumber : www.mind.help

    Sama seperti yang aku alami, dari Infografik Mind Help di atas, ada 6 akibat Burn Out yang dirasakan yaitu:

    1. Stress dan cemas yang berlebihan.
    2. Tubuh yang terasa sangat lelah.
    3. Sulit tidur atau bahkan tidak bisa tidur.
    4. Tekanan darah tinggi.
    5. Penyakit jantung.
    6. Jadi gampang marah atau malah gampang sedih. Sensitif.

    Burn Out bukan hanya berakibat kepada pekerja secara individu tapi juga bisa berakibat kurang baik kepada perusahaan.

    Bayangkan saja, kalau di sebuah perusahaan ada beberapa pekerja yang mengalami burn out setiap hari. Interaksi antar pekerja selalu “panas” dan bahkan pekerja-pekerja banyak yang sering absen karena sakit yang gak jelas.

    Dari yang kualami dan juga kuamati, ada 2 penyakit yang paling sering diidap oleh pekerja kantoran yang stres atau burn out yaitu:

    1. Sakit Kepala.
    2. Maag

    Dan imbas dari Burn Out ini bukan hanya dirasakan oleh kehidupan pribadi dan fisik si pekerja saja tapi yang paling parah bisa merusak performa perusahaan. Contohnya, bisa jadi target sales tidak tercapai, target produksi tidak bisa memenuhi permintaan pasar, atau juga laporan-laporan perusahaan yang tidak selesai sesuai tenggat waktu.

    Nah, dari data diatas kita bisa lihat pada akhirnya pekerja kantor yang bekerja dengan suasana ceria 13% lebih produktif dibanding yang setiap hari dirundung stres.

    Pekerja yang stres mungkin masih bisa menyelesaikan tugas kantor tapi hanya sebatas menyelesaikan saja tanpa bisa memunculkan ide baru atau gagasan apik untuk kemajuan tim dan perusahaan.

    Ngonten Ceria, Caraku agar Tetap Sehat Mental

    Banyak jalan menuju Roma.

    Banyak cara untuk menjaga Kesehatan Mental tetap prima.

    Yang penting adalah NIAT. Niat untuk sehat dan niat untuk bisa bekerja sebaik-baiknya. Apalagi untuk pekerja yang sudah berumahtangga atau menjadi tulang punggung keluarga, pasti butuh dukungan untuk bisa terus produktif.

    Sama. Aku pun begitu.

    Dari mengikuti seminar online, membaca buku dan situs-situs kesehatan mental, dan melalui konten-konten orang yang sudhah berhasil melewati Burn Out, akhirnya aku mendapat kesimpulan.

    Manajemen Stres.

    Selama kita hidup, rasanya tidak mungkin untuk bebas dari tekanan hidup yang terkadang membuat stres. Hidup harus tetap dijalani dan akan terus berputar.

    Dan sebagai pekerja kantoran yang kodratnya memang harus mengabdi kepada perusahaan yang sudah menerima kita sebagai karyawan, kita juga tidak bisa memaksa atau menuntut perusahan untuk selalu peduli dengan kesehatan mental pekerja.

    Kita sendirilah yang harus lebih dulu peduli dengan kesehatan mental kita. Toh yang akan lebih dulu menuai hasilnya adalah kita sendiri kan.

    Dan buatku, menjadi kreator konten adalah salah satu sweet escape dari dunia kerja yang menekan.

    Awal Mula Menjadi Kreator Konten

    Dari dulu aku memang suka mengulik hal-hal di Internet. Ketemulah aku dengan dunia blogging. Jadi konten yang aku buat itu awalnya adalah artikel di blog.

    Rasanya asik sekali saat riset kata kunci atau riset di google tentang pencarian sebuah topik. Walaupun latar belakang pendidikanku itu ekonomi akuntansi, aku tetap punya wawasan di luar bidang itu hanya karena riset artikel blog.

    Saat membuat blog berbahasa inggris dengan topik Autis pada anak, berbulan-bulan aku fokus mencari tau apa saja tentang autis pada anak.

    Salah satu konten artikel di blogku yang membahas tentang penyakit Kusta

    Semakin lama, topik yang kubahas di setiap blogku menjadi beragam. Mulai dari olahraga, keuangan, kecantikan, kesehatan, sampai curhat hal-hal yang sedang viral.

    Dan manfaat terbaik yang aku peroleh dari berkonten di blog ini adalah bisa nyambung saat ngobrol dengan siapa saja dengan latar belakangan ilmu dan pekerjaan yang berbeda.

    Demi Eksis Ngonten, aku merambah konten video dan sosial media

    Kecintaanku dengan dunia konten mengajakku menjelajah dunia di luar blogging. Adanya sosial media sebagai tempat menuangkan unek-unek ternyata juga bisa menjadi wadahku menulis. Namun tentu saja tulisannya tidak sepanjang dan selengkap di artikel blog.

    Konten Artikel Blog yang aku bagikan di Sosial Media Instagram (Dok.Pribadi)

    Begitupun dengan konten video dan foto, aku mulai mempelajari ilmu-ilmu baru membuat konten yang apik untuk video dan foto. Sehingga saat membagikan ke sosial media, kontenku tidak menjadi konten asal-asalan saja tapi bermanfaat juga untuk banyak orang.

    Berikut salah satu konten videoku di Youtube (Dok.Pribadi)

    Semakin Ceria saat Ngonten ada Cuannya

    Apapun yang menghasilkan cuan alias uang biasanya bikin kita lebih semangat ya. Begitupun saat aku mulai serius fokus mengolah konten baik artikel blog maupun konten video dan foto di Sosial Media.

    Aku mendapatkan penghasilan dari berkonten ria itu melalui Adsense, Kerjasama dengan perusahaan, Review produk, dan pastinya juga melalui Lomba.

    Belum banyak lomba yang aku menangi, tapi setidaknya sudah memberiku banyak sekali manfaat menambah keceriaanku untuk melupakan tekanan pekerjaan di kantor.

    Selain mendapat uang, produk gratis, teman-teman baru, aku juga bisa berkunjung ke Jakarta gratis saat menjadi salah satu pemenang di lomba blog yang diadakan oleh IndiHome, Internet Provider yang selama ini menemaniku membuat konten.

    Bangga sekali bisa berkunjung juga ke kantornya Telkom Indonesia bersama teman-teman pemenang dari berbagai daerah di Indonesia.

    Dok.Pribadi

    Bahkan, dengan mengulas seputar Burn Out yang aku alami di sebuah artikel pun aku pernah mendapat Juara 1 lomba blog yang diadakan Biro Psikologi Dandiah HR & Care Center dan mendapat sebuah buku yang sangat bermanfaat untukku dalam memahami gangguan kesehatan mental yang kualami. Bersyukur sekali kan.

    Dok.Pribadi

    Sibuk Berkualitas dengan Berkonten Ria

    Dengan berkonten ria, duniaku yang sebelumnya sangat sibuk dengan pekerjaan kantor jadi semakin sibuk dengan aktivitasku membuat konten.

    Banyak teman-teman yang nanya, kamu gak pusing dengan begitu banyak kesibukan?

    Itulah salah satu caraku untuk tidak fokus dengan tekanan pekerjaan di kantor. Menyibukkan diri di dunia yang berbeda. Namun bukan asal sibuk. Tapi sibuk yang berkualitas.

    Berkonten menjadi kesibukan yang berkualitas karena mendapat cuankah? Tidak selalu karena cuan hingga disebut berkualitas, tapi karena :

    1. Menambah rasa percaya diri dan keceriaan.
    2. Bisa mempunyai sumber penghasilan cadangan kalau merasa tidak sanggup lagi untuk bertahan.
    3. Menebarkan manfaat kepada banyak orang.
    4. Berkonten tidak membatasi usia, waktu dan tempat sepanjang selalu ada jaringan Internet.

    IndiHome Dukung Pekerja Kantoran Berkonten Ria

    Kadang kala membuat konten juga bisa bikin stress walaupun tidak separah stress karena tekanan pekerjaan di kantor. Beberapa hal yang sering membuat stress para kreator konten adalah :

    1. Sulit menemukan ide-ide baru untuk bahan konten.
    2. Bingung membagi waktu saat dikejar beberapa deadline dari brand dan lomba.
    3. Trafik konten dan follower sosial media yang kecil padahal sudah rajin membuat konten.
    4. Kualitas jaringan internet yang buruk membuat proses riset dan unggah konten jadi lambat dan hasilnya kurang bagus (khusus untuk konten foto dan video beresolusi tinggi).

    Karena itulah, aku memilih IndiHome yang merupakan produk anak bangsa Telkom Indonesia sebagai Internet Provider yang mendukung kegiatanku memproduksi berbagai jenis konten.

    Dan selama menggunakan layanan IndiHome, jujur aku cukup puas baik dari segi Pelayanan Pelanggan dan juga kualitas jaringan.

    Ada 3 hal yang membuatku puas sekali dengan IndiHome, yaitu :

    1. Petugasnya gercep kalau ada pengaduan masalah.
    2. Jaringan internetnya itu sangat stabil kencangnya, hujan deras tidak jadi masalah mengunggah konten ukuran besar.
    3. Harga paketnya ada yang sangat mengerti dengan keuangan Pekerja Kantoran kelas menengah seperti aku.

    Seperti yang aku sebutkan sebelumnya, kalau saat ini konten yang aku hasilkan itu bukan lagi sebatas artikel blog tapi aku sedang fokus juga di channel youtube Secarik Cerita dan juga sosial media.

    Mengunggah video ke youtube itu benar-benar butuh jaringan yang stabil kecepatannya bukan hanya yang kencang sesaat.

    Langkah-langkah utama membuat konten di youtube itu sebagai berikut :

    1. Merekam video.
    2. Mengedit video di aplikasi video editor.
    3. Mengunduh video yang sudah selesai diedit ke komputer atau gadget.
    4. Mengunggah video ke youtube.

    Sebagai pekerja kantoran yang memang punya waktu sangat terbatas, terkadang pulang kantor itu jam 7 atau 8 malam. Setelah makan malam, beberes dapur, dan bersih-bersih diri biasanya aku mengecek konten-kontenku itu di jam 10 malam.

    Di saat itulah aku mengunggah konten yang sudah beres ke platform. Gak kebayang dengan tubuh yang sudah sangat lelah harus stress saat mengunggah konten karena jaringan internet macet.

    Kegiatanku Membuat Konten (Dok.Pribadi)

    Begitupun di pagi hari biasanya waktuku mencari-cari ide untuk konten baru. Bisa hal-hal yang relate dengan berita yang sedang viral atau yang sering dicari orang di internet. Dan pastinya butuh Jaringan internet yang stabil. Jangan sampai terlambat ke kantor karena internet lelet saat riset ide konten.

    Nah, saat ini untuk kebutuhan internet yang mendukung aktivitasku berkonten ria, aku memilih Paket IndiHome New JITU 1 1P dengan kecepatan internet sampai 30 Mbps.

    Jujur, pertama kali yang aku lihat sih langsung ke harga paketnya. Aman…masih terjangkau.

    Kedua aku lihat keunggulannya yaitu internet dengan kecepatan stabil sampai 30 Mbps dan bisa digunakan sampai 7 perangkat sekaligus.

    Oiya, untuk paket yang aku pilih ini mendapat kuota sekitar 500GB untuk bisa merasakan kecepatan 30Mbps tersebut. Nah, setelah kuota melebihi 500GB dalam bulan berjalan, kecepatannya akan menurun.

    Tapi, buatku kuota segitu sudah lebih dari cukup untuk kreator konten yang masih part time. Malah seringnya kuota segitu gak habis dipakai sebulan dengan 5 perangkat.

    Untuk urusan pembayaran tagihan juga banyak pilihannya. Kalau aku selalu bayar pakai LinkAja karena sudah aku sambung ke rekening bank. Jadi gak mesti keluar rumah atau kantor pas mau bayar.

    Artinya, aku gak terlalu lebay kalau bilang IndiHome itu memang Internet Provider yang pas banget mendukung Pekerja Kantoran bisa berkonten ceria kan. Karena gak bakalan ada burn out akibat jaringan internet yang lelet.

    FAQ buat kamu yang ingin Ngonten sambil Ngantor

    Menurutku, berkonten itu pas dengan slogannya IndiHome yaitu Aktivitas Tanpa Batas. Siapapun bisa membuat konten tanpa terbatas usia, pekerjaan, pendidikan, domisili, dan banyak hal.

    Karena itu, aku yang sudah merasakan manfaat berkonten untuk kesehatan mental sebagai pekerja kantoran dengan rutinitas monoton dan menekan ingin mengajak teman-teman pekerja kantor untuk berkonten ria.

    Mungkin kalian senyum pas baca kalimat ajakanku diatas. ManTeman, kalian bisa menghasilkan konten-konten berkualitas yang bermanfaat buat banyak orang.

    Sebagai pemula pasti banyak pertanyaan ringan tapi membuat enggan memulai berkonten. Berikut beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan sama seperti aku dulu.

    Penutup

    Kesehatan Mental menjadi tanggung jawab masing-masing pribadi. Sebagai pekerja kantoran sekaligus pencari nafkah, tidak perlu menunggu perusahaan atau orang lain untuk mengerti keadaanmu dan sadar bagaimana keadaan mentalmu.

    Keluarga butuh kita yang kuat dan tetap ceria. Itulah yang menjadi dasarku melakukan terapi atau treatment menjaga kesehatan mental agar tetap bisa produktif sebagai pekerja kantor. Tetap bisa mencari nafkah untuk keluarga. Dan tetap bisa diandalkan mencapai target perusahaan.

    Cobalah berkonten. Selain bermanfaat untuk kesehatan mental juga bisa menjadi ajang menebar manfaat kepada orang lain.

    Oiya, jangan lupa memilih Internet Provider yang selalu stabil kencangnya seperti yang aku pilih yang memang sudah kubuktikan sendiri kualitasnya yaitu IndiHome dari Telkom Indonesia. Pastinya IndiHome gak akan bikin kamu burn out saat berkonten ria. Ada banyak pilihan paketnya disini ya…

    Yuk ngonten yuk…

    Pekerja Kantoran ngonten
    Dok.Pribadi

    Note : Arti kata Ngonten = Berkonten

    0 0 votes
    Article Rating
    Subscribe
    Notify of
    guest

    7 Comments
    Oldest
    Newest Most Voted
    Inline Feedbacks
    View all comments
    Hari De

    Inspiratif sekali ini kak, sering ngalamin burn out saat kerja. Mau coba berkonten ria juga dong biar gak monoton pekerjaan.

    yoga

    Tantangan pekerja untuk jadi konten kreator adalah sulit bagi waktu, bahkan udah bingung duluan mau konten seperti apa. Bahkan mereka yang mengerti cara main dunia perkontenan kadang udah capek mikir duluan, konsep yang seperti apa, ini itu dan gak jadi ngekonten hingga akhirnya.

    Belum lagi pas udah semangat ngekonten eh internet lambat, tuh pun jadi tantangan. Pilihan bijak memang kalo ada yang bisa diandalkan untuk jaringan tanpa hambatan sepertin indihome, aku belum coba sih indihome 🙂

    Eko Surya

    Sebagai pekerja IT, burnout adalah hal yang lumarah, kadang karena deadline sampai bener bener lelah. Buat cara ilangin stress saya suka pakai metode pomodoro, tiap 25 menit kerja maka 5 menit istirahat.

    Fitri

    Tapi memang ngeblog/menulis itu banyak manfaatnya, termasuk sbg terapi kesehatan psikis. Konsistensi utk terus ngeblog ini yang banyak x tantangannya.

    Dewi

    Apakah burn out ini bs dirasakan oleh ibu rumah tangga yg memiliki case khusus, misal jenuh menghadapi tingkah anak yg setiap hri buat naik darah 🤣. Serius lho ni kak, hehhe

    SIti Fatimah

    Saran-saran praktis yang diberikan di tulisan ini sangat membantu membuka fikiran ku sebagai pekerja dibidang IT yang sering mengalami burn out. Kadang-kadang, kita perlu mengingatkan diri sendiri untuk memberi waktu untuk istirahat dan memprioritaskan kesehatan mental di atas segalanya. Agar tetap bisa produktif dan berkreasi lebih baik, bukan untuk orang lain tetapi untuk diri kita sendiri.

    Siti Nurhayati

    Meski aku bukan pekerja kantoran, aku ngerasai betul gimana capeknya berkutat di pekerjaan yang sama setiap hari. Bosan iya, capek iya, semua mummet di kepala, kayaknya aku bakal ikutin cara kakak yaitu ngonten agar lbih hanyaj waktu untuk ngerecharge diri

    7
    0
    Would love your thoughts, please comment.x
    ()
    x